Pantauan Kompas.com di lokasi, Rabu siang, di depan pintu masuk Lotus terdapat sebuah truk. Beberapa orang baru memindahkan rak-rak dan manekin ke dalam truk.
Di dalam gerai nyaris terlihat tak ada barang. Ada sebagian kecil rak-rak kaca, meja, dan dus diletakkan di depan. Lampu-lampu dibiarkan menyala, namun eskalator yang terletak di tengah sudah tak beroperasi. Petugas kemudian menutup rolling door dan memasang gembok.
"Sudah kosong, barang-barang ini nanti dikirimkan ke perusahaan masing-masing," kata petugas itu.
Ritel Lotus terakhir beroperasi pada 31 Oktober 2017. Selama sebulan terakhir, gerai ini diserbu pengunjung pemburu diskon hingga manajemen memberlakukan buka-tutup.
Tutupnya Lotus sempat ditanggapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam melihat gerai-gerai ritel berjatuhan. Ia akan mencari tahu penyebab akan tutupnya gerai Lotus Thamrin tersebut.
"Kami akan terus memonitor perubahan dari perekonomian apakah diakibatkan suatu era digitalisasi," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, alasan ritel modern menutup gerainya bisa saja disebabkan oleh rencana transformasi ke online. Hal itu menyusul perkembangan ekonomi digital.
Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, menilai sektor ritel sebagai salah satu sektor yang penting bagi ekonomi. Sebab sektor tersebut berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumsi masyarakat.
"Tetapi kami juga melihat sektor lain apakah mereka menghadapi tekanan atau perubahan karena adanya konsep digitalisasi ekonomi atau tidak. Kami akan terus memformulasikan policy-nya," jelas Sri Mulyani.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/01/15521461/gerai-lotus-di-djakarta-theater-resmi-tutup