Salin Artikel

Cerita Sandi yang Dibentak Tukang Ojek hingga Salah Ucap Kepala Negara...

Rute lari yang dilalui Sandi berbeda. Jumat (3/11/2017), misalnya, dia berlari melewati Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, hingga Monas.

Setibanya di Monas, Sandi bercerita, selama berlari dirinya dibentak pengemudi ojek pangkalan di kawasan Tanah Abang. Saat itu, pengemudi ojek pangkalan tersebut memanfaatkan trotoar untuk melawan arah.

"Ojek ada beberapa yang lawan arah, diingetin malah membentak saya karena dia enggak tahu siapa saya. (Tukang ojek) mengeluarkan kata-kata kurang sopan," ujar Sandi di Monas.

Sandi tidak menyebut secara gamblang bentakan apa yang disampaikan pemotor itu kepadanya. Dia hanya menggerakkan tangannya untuk menggambarkan bentakan tersebut.

Mulanya, Sandi menyebut bentakan itu sebagai bentuk penghinaan kepada kepala negara.

"(Tukang ojek) mengeluarkan kata-kata, apa nih kata-kata ini? Artiin sendiri, deh, bukan kurang sopan, (tetapi) itu penghinaan (kepada) kepala negara. Kalau buat meme saja dihukum, kalau itu (membentak) enggak tahu hukumannya apa," katanya.

Salah ucap

Sandi salah ucap soal bentakan itu. Pada sesi wawancara selanjutnya bersama awak media, Sandi meralat dan mengatakan bentakan itu sebagai penghinaan terhadap pejabat negara.

"Bukan kepala negara, he-he-he, (tapi) penghinaan kepada pejabat negara," ujar Sandi di Masjid Cut Meutia.

Sandi mengungkapkan, saat ini banyak pejabat negara yang melaporkan penghinaan yang dialami. Namun, Sandi menyatakan tidak akan melaporkan tukang ojek yang membentaknya. Dia berharap hal itu menjadi ladang amal bagi dirinya karena telah mengingatkan.

"Kan, sekarang lagi model nih laporin ke polisi. Kalau saya sih enggak usahlah asal diingatkan oleh teman-temannya dan kami juga enggak boleh baperan (bawa perasaan)," kata Sandi.

Minta maaf

Sandi menyebut, teman-teman pengemudi ojek pangkalan yang membentaknya sudah meminta maaf. Sandi meyakini pengemudi ojek pangkalan itu tidak mengenalnya.

"Saya yakin dia enggak tahu siapa saya. Walaupun teman-temannya tahu, teman-temannya nyamperin (Sandi) terus minta maaf karena dia mengucapkan kata-kata yang kayak begitu," ujarnya.

Sandi dibentak karena mengingatkan pengemudi ojek yang melawan arah. Ke depannya, Sandi mengimbau agar orang yang diingatkan tidak balik marah.

"Bukan kami mau galak sama mereka, enggak. Namun, kami ingin lebih disiplin karena apa yang dilakukan itu, satu melanggar aturan, nomor dua membahayakan," kata Sandi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/04/08081241/cerita-sandi-yang-dibentak-tukang-ojek-hingga-salah-ucap-kepala-negara

Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke