"Di sini (warga) tidak khawatir akan hujan atau air pasang. Selama di sini aman-aman saja, paling kalau lihat hanya genangan air. Warga di sini hanya khawatir angin kencang," ucap Edi (47), warga Kampung Akuarium, yang ditemui Selasa (7/11/2017).
Hal yang sama diungkapkan Kartini (34). Dia merasakan hujan deras bukan masalah. Meski saat ini dirinya tinggal di bangunan sementara yang terbuat dari tripleks, ia akan basah terkena tampias air hujan.
Warga memilih bertahan sejak setahun lalu karena beragam alasan. Tidak sedikit mereka yang tinggal di sini karena mendapat unit di Rusunawa Marunda dan Rawa Bebek.
"Biasanya perhitungan ekonomi. Misalnya di sini setiap harinya (habis) Rp 30.000 untuk transportasi, tinggal di rumah susun bisa membengkak. Kebanyakan pekerjaannya masih di sekitar Kampung Akuarium," ucap Edi lagi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno menjelaskan rumah berlapis memiliki ketinggian yang lebih rendah dari rumah susun. Jika rumah susun memiliki belasan lantai, rumah berlapis lebih rendah.
Sandi juga menyinggung soal land consolidation agar letak hunian ini lebih dekat dengan kegiatan warga sehari-hari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/07/14560221/bangun-rumah-bedeng-warga-kampung-akuarium-takut-angin-kencang