Wakil Bidang Humas SMAN 46 Subki mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, tawuran tak hanya soal perselisihan dan gengsi antarsekolah. Belakangan, beberapa siswa menganut kepercayaan untuk membuat diri mereka kebal dari serangan fisik.
"Saya dapat kabar yang lain dari orang tua bahwa ada anak yang punya keberanian melakukan tawuran menggunakan berbagai senjata tajam karena mereka ada 'pegangan'," ujar Subki ketika ditemui di kantornya, Selasa (7/11/2017).
Buktinya, Subki pernah menerima sebuah ransel yang tertinggal di lokasi tawuran.
Bukannya berisi buku pelajaran, tas tersebut malah berisi berbagai macam jimat. Pegangan atau ajimat itu membuat banyak pelajar percaya diri dan nekat mencari perkelahian fisik.
"Di tasnya ada ayat-ayat, saya juga enggak percaya. Tapi mereka ada level kekebalannya," ujar Subki.
Tren yang bermula dari geng motor ini juga sampai ke geng sekolah.
Subki meyakini sebenarnya tidak ada masalah atau konflik berarti antar siswa yang tawuran.
"Tidak ada masalah itu, malah janjian mereka untuk tawuran," ujar Subki.
Indra tewas setelah bertahan selama tujuh hari di rumah sakit. Ia terkena bacok di bagian punggung saat akan menyelamatkan temannya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/07/16550091/tawuran-yang-tewaskan-mantan-siswa-sman-46-diduga-ajang-uji-kekebalan