Salin Artikel

Menengok Kondisi Pedagang Lokbin Taman Kota Intan Jakarta Barat

Trotoar yang berada di sekitar kawasan Kota Tua, seperti Jalan Lada, Jalan Kunir dan Asemka terlihat sepi dari aktivitas para PKL.

Di sepanjang trotoar Jalan Lada, tak satu pun PKL yang berjualan di atas trotoar.

Trotoar di sana terlihat dipasangi pagar pembatas antara trotoar untuk pejalan kaki dan jalan raya untuk kendaraan bermotor.

Beralih dari Jalan Lada, Kompas.com berjalan menuju Jalan Asemka dengan melewati terowongan penyeberangan yang menghubungkan antara trotoar pejalan kaki dengan shelter Transjakarta.

Sama seperti Jalan Lada, kondisi trotoar di sepanjang Jalan Asemka sepi dari aktivitas PKL. Di pinggir trotoar hanya terlihat beberapa ojek sepeda dan beberapa orang yang menggelar jasa tukar uang receh.

Lanjut ke Jalan Kunir, lagi-lagi tak ada PKL yang melakukan aktivitasnya. Hanya nampak beberapa para pelancong yang hilir mudik di atas trotoar Jalan Kunir.

Rupanya, para PKL telah direlokasi ke lokasi binaan Taman Kota Intan yang lokasinya tak jauh dari Museum Fatahilah sejak 5 Oktober 2017.

Dari Museum Fatahillah, warga tinggal berjalan melintasi Kafe Batavia menuju Jalan Kunir. Dari sana, warga dapat menyeberang ke Jalan Cengkeh. Nah, Lokbin Taman Kota Intan terletak di kanan jalan. Karena berlokasi di Jalan Cengkeh, lokbin itu sering juga disebut Lokbin Jalan Cengkeh. Di sana terlihat tenda-tenda dan kursi serta meja yang berjejer rapi.

PKL binaan mengeluh sepi

Meski lokasinya tak jauh dengan lokasi wisata, namun para pedagang mengeluhkan sepinya para pengunjung yang berbelanja ke lokasi binaan. Tidak adanya penunjuk arah menuju lokasi binaan diyakini sebagai salah satu penyebabnya.

"Yang ke sini itu paling orang nyasar, karena lokasinya enggak kelihatan," kata Choirul salah seorang pedagang makanan di lokasi binaan.

Saat Kompas.com menyambangi kawasan tersebut, para pedagang hanya terlihat duduk-duduk di depan lapak mereka sambil mengobrol.

Dian, salah seorang penjual nasi padang mengungkapkan, semenjak berjualan di lokasi binaan, ia sudah tak pernah lagi mengirimkan uang bulanan untuk keluarganya di Jawa Timur.

Alasan Dian bertahan menempati lokasi binaan ini juga karena kios tersebut masih gratis alias belum ditarik iuran sewa.

Namun, jika lokasi binaan yang ditempatinya telah diterapkan uang sewa, dirinya akan mencari tempat lain untuk berjualan.

"Buat apa jualan di sini, pengunjung enggak ada. Apalagi kalau ditarik sewa iuran, mending pindah," tuturnya.

"Di sini ada 456 kios, kalau 1 kios yang dikelola 1 kepala keluarga, dan 1 kepala keluarga itu terdiri dari 4 orang, artinya sekitar 1.800 orang menggantungkan hidupnya di sini," kata Choirul yang juga merupakan pedagang pakaian anak.

Tuntutan untuk Anies-Sandi

Para pedagang pun menulis lima tuntutan di atas selembar kertas untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Pertama, para pedagang menginginkan Pemprov DKI Jakarta membuat akses jalan menuju lokasi binaan. Selama ini, sepinya lokasi binaan dipercaya karena tidak adanya akses jalan menuju lokasi binaan.

Kedua, para pedagang meminta Pemprov DKI Jakarta membuat gapura sebagai identitas lokasi binaan. Sehingga orang yang berada di kawasan Kota Tua mengetahui keberadaan lokasi binaan.

"Buatkan papan gapura seperti yang ada di Pasar Baru, itu bisa sebagai identitas kami," ucap Choirul.

Keempat, para pedagang meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak tebang pilih dalam menertibkan para pedagang di kawasan Kota Tua.

Sampai saat ini, masih ada PKL yang bebas berjualan di area yang sebelumnya dilarang oleh pihak Pemprov DKI.

"Tertibkan seluruh para pedagang, jangan sampai ada aktivitas PKL liar di sekitar Kota Tua," ucapnya.

Kelima, para pedangan meminta Anies-Sandi untuk melihat secara langsung kondisi lokasi binaan. Saat Pilkada DKI 2017, mayoritas pedagang yang ada di lokasi binaan tersebut memilih pasangan Anies-Sandi dengan harapan memiliki hidup yang lebih baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/22/08312261/menengok-kondisi-pedagang-lokbin-taman-kota-intan-jakarta-barat

Terkini Lainnya

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke