"Memang sudah ada yang sanggup tetapi enggak mau bayar karena melihat saudara-saudara mereka yang mengikuti program, enggak bayar," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (7/12/2017).
Warga yang tinggal di rusun terbagi menjadi dua. Ada warga yang terkena program relokasi dan ada juga warga tidak mampu yang meminta tinggal di rusun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi keringanan dalam melunasi tunggakan rusun kepada warga relokasi. Sandiaga mengatakan, banyak warga umum yang akhirnya ikut-ikut tidak membayar rusun karena melihat warga relokasi di rusun.
Dia pun meminta Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan untuk benar-benar mengawasi motif warga tak mau bayar rusun.
"Jadi kami harus betul-betul pilah pilih," kata Sandiaga.
Masalah tunggakan rusun ini sudah ramai sejak kepemimpinan Djarot Saiful Hidayat. Data terakhir pada September 2016, besar tunggakan rusun capai Rp 26 miliar. Ketika itu, Djarot mempersilakan warga yang tidak mau melunasi tunggakan untuk keluar dari rusun.
"Kalau mereka sudah lama di situ dan tidak ada niat untuk melunasi kewajibannya, ya sudah keluar saja," ujar Djarot, saat itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/07/11155731/sandiaga-dapat-laporan-banyak-warga-rusun-mengaku-tak-sanggup-bayar