Salin Artikel

Beda Anies-Sandiaga Tanggapi Rekomendasi Kemendagri soal TGUPP

Anies mempertanyakan rekomendasi Kemendagri ini. Menurut dia, Kemendagri tidak mencoret anggaran TGUPP, tetapi menghapus nomenklatur TGUPP. TGUPP, lanjutnya, sudah ada pada pemerintahan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, serta Djarot Saiful Hidayat dan tidak dipermasalahkan Kemendagri.

Anies mengatakan, konsistensi Kemendagri akan menjadi perhatian masyarakat. Apa yang dilakukan Kemendagri akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk melihat konsistensi kementerian tersebut.

"Jadi bagi kami sesuatu yang akan kami pelajari dan silakan rakyat menilai konsistensi dari Kemendagri terhadap Pemprov DKI. Kenapa ketika tiga gubernur sebelumnya diizinkan jalan ketika gubernur yang keempat melakukan hal yang sama mendadak badannya dibatalkan," ujar Anies, Jumat (22/12/2017).

Beda sikap Sandiaga

Berbeda dengan Gubernur Anies, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersikap lebih santai terkait TGUPP yang dievaluasi Kemendagri. Sandiaga mengatakan, TGUPP sudah aman, tetapi ia tidak mau menjelaskan maksudnya.

"Ya pokoknya semua aman. Matrix-nya sudah bisa terakomodasi, enggak ada masalah, timnya aman dan anggarannya aman," ujar Sandiaga, di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (25/12/2017).

Kemendagri sebelumnya merekomendasikan agar gaji anggota TGUPP menggunakan biaya operasional kepala daerah. Dalam APBD DKI 2018 yang dikirim ke Kemendagri, awalnya Pemprov DKI mengalokasikan anggaran khusus di Biro Administrasi untuk gaji TGUPP.

Apa langkah Pemprov DKI dalam menindaklanjuti evaluasi Kemendagri itu? Sandiaga tidak menjawab dari mana akhirnya sumber gaji anggota TGUPP itu. Ia hanya memastikan program-program unggulan akan tersampaikan dengan kehadiran TGUPP ini.

Jawaban Sandiaga memang tidak gamblang.

Sehari sebelumnya, Minggu (24/12/2017), Sandiaga juga sempat ditanya mengenai hal yang sama. Ia menjawab, sudah ada titik temu antara Pemprov DKI dan Kemendagri.

"Sepertinya, kelihatannya (TGUPP) enggak (dicoret) ya. Ada jelas titik temu," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, TGUPP akan tetap ada pada 2018. Anggota TGUPP nantinya bertugas membantu gubernur, wakil gubernur, dan wali kota.

"Bagi kami, kami akomodir dan sepertinya kelihatannya ada titik temu dan mudah-mudahan bisa mulai bertugas 2018," ucapnya.

Tak pernah hapus TGUPP

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Syafruddin menegaskan evaluasi Kemendagri tidak berubah sejak awal.

"Saya belum tahu apa yang dimaksud sudah ada titik temu. Bagi kami, kami tetap konsisten pada hasil evaluasi Mendagri, karena hasil evaluasi yang sudah ditetapkan dengan keputusan Mendagri itu yang harus ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI," ujar Syafruddin.

Sejak awal, Kemendagri tidak pernah menghilangkan badan TGUPP seperti yang pernah diucapkan Anies. Syafruddin mengatakan, Kemendagri hanya merekomendasikan anggota TGUPP digaji menggunakan biaya operasional kepala daerah, seperti gaji TGUPP era Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.

Evaluasi lainnya, Kemendagri meminta Pemprov DKI Jakarta mengefisiensi jumlah anggota TGUPP sesuai kebutuhan. Adapun, jumlah anggota TGUPP yang diusulkan Anies-Sandiaga mencapai 73 orang.

"(Kemendagri) hanya minta dialihkan pembebanan anggarannya dari beban anggaran Biro Administrasi menjadi beban atas penggunaan BPO dan juga dirasionalkan," kata Syarifuddin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/26/07550801/beda-anies-sandiaga-tanggapi-rekomendasi-kemendagri-soal-tgupp

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke