"Mewah ini, lebih bagus dari kereta eksekutif," kata Dwi (52), seorang penumpang.
Kemewahan itu tak hanya soal gerbong baru dengan desain modern. Tak juga soal reclining seat dengan port USB, atau kamar mandi yang bersih. Bagi Dwi yang tinggal di Klender, Jakarta Timur, kemewahan paling utama adalah soal waktu.
"Dari Sudirman ke Bandara cuma satu jam, ini pertama kalinya," kata Dwi.
Dwi mengatakan selama ini ia dan sesama warga Klender biasa ke Bandara Soekarno-Hatta menggunakan bus Damri dari Terminal Rawamangun seharga Rp 65.000.
Biasanya, perjalanan dengan bus memakan waktu dua jam. Opsi lain menggunakan taksi dari Klender bisa lebih cepat namun ongkosnya mencapai Rp 300.000.
"Orang Klender udah ngerti kalau penerbangan jam 17.00, berarti jam 13.00 sudah jalan ke bandara," ujarnya.
Ketika kereta bandara mulai dioperasikan hari ini, Dwi pun langsung menjajalnya karena penasaran akan waktu tempuhnya.
Toh sebelum diresmikan, tarifnya hanya Rp 30.000. Mendengar tarif kereta bandara yang kemungkinan Rp 100.000, Dwi tak keberatan.
"Naik bus memang lebih murah, tapi soal waktu ini yang lebih mahal," kata Dwi.
Ditambah dengan pelayanan maksimal, fasilitas yang nyaman, bagi Dwi, Rp 100.000 tidak terlalu mahal. Dari pengalaman bolak-balik Sudirman-Bandara ini, Dwi hanya punya satu kritik: ia berharap pembayaran bisa lebih sederhana.
Kereta bandara akan melayani 42 perjalanan per hari dengan waktu keberangkatan tiap 30-60 menit. Satu rangkaian kereta menampung 270 penumpang. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan meresmikannya pada 2 Januari 2018 mendatang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/26/21354161/inilah-kemewahan-yang-diperoleh-saat-naik-kereta-ke-bandara