Ganda, perwakilan sopir Metromini 610, mengatakan mereka makin merugi setelah transjakarta beroperasi. Mereka baru saja menghabiskan jutaan rupiah untuk memperpanjang trayek, tetapi kini penumpang makin sepi dengan adanya bus transjakarta di rute itu.
"Kami keluar Rp 7 juta, itu untuk perpanjang trayek saja. Karena untuk perpanjang kan harus ada yang dikorbankan. Tiga mobil jadi dua mobil, nah itu kami harus bayarin mobil kawan yang jadi tumbal," kata Ganda ditemui di Jalan Fatmawati, Selasa siang.
Beberapa tahun lalu ketika metromini masih menjadi tulang punggung transportasi Ibu Kota, jalur Blok M-Pondok Labu via Fatmawati sangat ramai. Setidaknya, ada 100 bus yang beroperasi di rute itu tiap hari.
Namun seiring usia metromini yang menua, jumlah metromini berkurang. Armada yang ingin memperpanjang trayek, harus membawa izin trayek mobil lain. Hingga kini, armada Metromini 610 yang beroperasi tinggal 40 unit.
"Kami ikuti mau pemerintah, mau perpanjang trayek, kami ikuti syaratnya. Uji kir, kami ikuti, kami habis lagi untuk dandani mobil," kata Ganda.
Bus Metromini yang kini beredar di jalanan, usianya ada yang lebih dari 30 tahun. Untuk membuatnya lolos uji kir, banyak yang harus dibenahi mulai dari mesin, rem, hingga aksesoris seperti spion dan lampu. Total yang dihabiskan untuk memperpanjang trayek, kata dia, mencapai Rp 10 juta.
"Sekarang ada transjakarta, kami makin senggolan di jalan, makin sepi penumpang," kata Ganda.
Ia mengatakan beberapa hari lalu pihaknya telah melayangkan surat protes ke PT Transjakarta, Dinas Perhubungan, hingga kepolisian. Namun hingga saat ini surat tersebut belum direspons.
Karena itu, mereka menggelar aksi protes sekaligus menghadang bus Transjakarta 1E.
"Kami prinsipnya dukung pemerintah, tapi tunggulah sampai trayek kami habis. Jangan kami sudah perpanjang trayek terus sekarang diginikan," kata Ganda.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/09/14572531/sopir-metromini-610-protes-karena-harus-bersaing-dengan-transjakarta