Dari 100 hari Anies-Sandi memimpin DKI Jakarta, terdapat kebijakan-kebijakan baru terkait kegiatan di Monumen Nasional (Monas).
1. Monas boleh untuk kegiataan keagaam hingga kebudayaan
Pada era Anies-Sandi, kawasan Monas diperbolehkan untuk kegiatan keagamaan hingga kebudayaan.
Menurut Anies, Monas berada di jantung Ibu Kota dan memiliki lahan yang cukup luas sehingga cocok untuk kegiatan tersebut. Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta kemudian menambahkan poin pada pasal sebelumnya untuk memperbolehkan Monas dijadikan tempat berkegiatan.
Aturan baru tentang penggunaan Monas tertuang dalam Pergub Nomor 186 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Kawasan Monumen Nasional.
Dalam pergub tersebut, Monas bisa digunakan lagi untuk kegiatan pendidikan, sosial, budaya, dan keagamaan.
"Tidak ada (revisi) cuma penambahan saja. Kemarin hanya digunakan acara kenegaraan dan lainnya. Sekarang ditambahkan boleh acara kebudayaan, pendidikan dan keagamaan. Penambahan poin saja," ucap Anies di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2017).
Ditandai dengan acara Tausiah Kebangsaan, Sandi resmi mengumumkan Monas kembali bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan, kebudayaan dan kesenian.
"Mulai hari ini masyarakat bisa memanfaatkan kawasan Monas untuk keagamaan, seni dan budaya. Takbir," kata Sandiaga dalam acara Tausiyah Kebangsaan di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).
Sandiaga kala itu meminta agar siapa pun yang berkegiatan di Monas tetap menjaga kebersihan dan ketertiban.
"Mau Maulid, Tablig, Natal, Galungan mungkin, Waisak, boleh (di Monas) selama tertib, tidak semerawut, tidak buang sampah, tidak ganggu keamanan, tidak ganggu kenyamanan warga Jakarta, dan bayar, kami persilakan untuk memakai selama mempersatukan warga," ujar Sandi.
Namun demikian, masyarakat yang ingin menggelar acara dalam jumlah besar harus mengajukan izin terlebih dahulu untuk menggunakan Monas sebagai tempat acara yang kemudian akan dijadwalkan dengan waktu yang tepat agar tidak bentrok dengan kegiatan lain.
Dengan dibukanya Monas untuk kegiatan keagamaan hingga kebudayaan, Anies mengatakan salah satu janji kampanyenya sudah lunas.
2. Monas dibuka hari Senin jika libur nasional
Setiap hari Senin, kawasan Monas Jakarta Pusat, biasanya ditutup untuk umum. Sebab, Kantor Pengelola Kawasan Monas melakukan perawatan kawasan Monas pada waktu tersebut.
Kini, jika hari Senin bertepatan dengan hari libur nasional, maka Monas tetap dibuka untuk umum.
"Monas biasanya libur Senin. Pagi ini diinstruksikan buka. Begitu juga besok. Mulai sekarang, jika Senin adalah hari libur nasional maka Monas tetap buka. Monas tutup di hari Senin di luar hari libur nasional," tulis Anies dalam keterangan foto yang diunggahnya di Instagram seperti dikutip Kompas.com.
Pada libur nasional, biasanya Monas menjadi salah satu tujuan wisata. Anies mengatakan, mereka yang datang dari luar kota kecewa Monas tutup ketika datang di hari libur yang juga jatuh pada hari Senin.
3. Delman beroperasi di sekitar Monas
Akhir Desember lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan uji coba beroperasinya kembali kuda delman hias di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat. Sejauh ini, mereka baru boleh beroperasi di luar pagar kawasan Monas.
"Belum boleh kalau dalam Monas karena dari pihak Dinas KPKP (Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan) dan Dinas Lingkungan Hidup akan mengkaji dulu terkait limpanya (air seni dan kotorannya) terhadap lingkungan sekitar Monas," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati.
Sandiaga mengatakan, kebedaraan delman hias bisa menjadi daya tarik wisata di Ibu Kota.
"Kami ingin (delman) ditata dengan baik sebagai salah satu daya tarik wisata. Kalau di New York atau kota-kota besar, di Kansas City juga saya pernah lihat, justru delman ini dipercantik dan dijadikan sarana sebagai kemudahan para turis," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/11/2017).
Sejumlah kusir delman berharap, nantinya mereka boleh kembali beroperasi di dalam kawasan Monas. Kuda delman sebelumnya dilarang beroperasi karena ditemukan penyakit dari kotoran kuda yang dikhawatirkan menyebar ke manusia jika tercemar.
Anies-Sandi juga ingin mengubah "wajah" Monas dengan menjadikan kawasan itu sebagai taman dengan konsep seperti di Central Park, New York.
"Kami rencana untuk buat ini kayak central park di mana ini (Monas) akan jadi park, bukannya jadi garden. Kalau garden itu kan hanya dilihat, park itu bisa dinikmati oleh warga," kata Sandiaga, Kamis (11/1/2018).
Dengan menjadikan kawasan Monas sebagai taman, warga boleh menginjak-injak rumput.
Kantor Pengelola Kawasan Monas kemudian mencopot pagar taman atau pagar pembatas rumput di dalam kawasan Monas. Setelah pagar dicopot, Anies-Sandi memperbolehkan warga berkegiatan di atas rumput tersebut.
Warga kini mulai memanfaatkan bagian yang ditanam rumput di Monas untuk bermain membawa anak-anak maupun sekedar duduk-duduk di bawah pohon yang rindang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/24/19345991/perubahan-di-monas-dalam-100-hari-kerja-anies-sandi