Salin Artikel

Menengok Suasana Ruang Tahanan di Mapolda Metro Jaya

Rabu (14/2/2018) siang kemarin Kompas.com berkesempatan melihat kondisi ruang-ruang tahanan itu. Petugas mengajak Kompas.com memasuki salah satu blok ruang tahanan wanita.

Tempatnya cukup luas, sekitar 3x6 meter. Itu belum termasuk kamar mandi yang berada di sisi paling ujung ruang tahanan. 

Ruangan itu dicat warna putih tulang. Pencahayaan ruangan cukup baik. Udaranya tidak pengap. Baunya harum karena para tahanan memasang pewangi ruangan otomatis. Kata mereka, pewangi itu pemberian keluarga saat berkunjung.

Dua buah kipas angin terpasang di dinding. Suhu di ruangan tidak membuat orang kegerahan.

Pertama kali memasuki ruang tahanan, hal pertama yang terlihat adalah sebuah undakan permanen berukuran cukup luas yang digunakan para tahanan untuk tidur. Di atasnya tersusun rapi sejumlah kasur lipat dengan kain penutup bermotif berbeda-beda.

"Kami tidak menyediakan kasur. Biasanya keluarga mereka membawakan alas tidur untuk mereka saat jam besuk," kata Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Dir Tahti) Polda Metro Jaya, AKBP Barnabas S Imam yang turut mendampingi Kompas.com.

Ada enam orang dalam ruang tahanan yang dikunjungi itu. Masing-masing tahanan memiliki loker tanpa pintu untuk menyimpan baju dan perlengkapan lain. Loker tersebut terletak di sudut ruang tahanan, di seberang kamar mandi.

Di rutan ini barang-barang harus tersusun rapi jika para tahanan tak ingin kena sanksi. Kebersihan ruangan harus senantiasa terjaga.

Di dekat loker, ada sebuah meja yang dilapisi taplak plastik. Di atasnya tersusun rapi berbagai perabotan seperti piring, gelas, sendok, dan berbagai perlengkapan lainnya.

Kamar mandi para tahanan cukup luas. Ada sebuah bak mandi, closet dan rak untuk menyimpan perlengkapan mandi. Cukup nyaman.

Ruang tahanan itu dilengkapi dengan televisi. Tahanan tentu tak akan jenuh berada di dalam rutan saat menunggu berkas perkaranya lengkap untuk kemudian mengikuti proses peradilan.

Barnabas menjelaskan, semua fasilitas yang manusiawi untuk para tahanan diberikan karena para tahanan belum dapat dinyatakan bersalah. Biasanya mereka berada di Rutan Polda Metro Jaya selama 120 hari.

"Kami memanusiakan tapi bukan berarti kami tidak memberikan efek jera. Ada batas-batasan juga yang kami terapkan. Seperti dilarang membawa ponsel, ada batasan jam kunjung dan aturan-aturan kedisiplinan lainnya," kata dia.

Menurut dia, kondisi semacam itu belum tentu ditemui para tahanan jika kasusnya telah dilimpahkan ke kejaksaan atau jika kasusnya telah berkekuatan hukum tetap dan harus mendekam di lembaga pemasyarakatan (lapas) sesuai vonis yang ditentukan.

Ia mengatakan, meski kondisi ruang tahanan di Polda Metro Jaya cukup nyaman, banyak tahanan baru mengalami stres karena belum mampu beradaptasi.

Kompas.com melihat seorang tahanan yang duduk menghadap dinding, berdoa, dan menitikan air mata.

"Biasa itu anak baru, saya pertama kali datang juga stres, nangis terus. Namanya habis bebas harus dikurungi begini. Masih mikir ke depannya gimana. Tapi kalau sudah semingguan di sini biasanya sudah lumayan, biasa walaupun ada stres juga," kata seorang tahanan lainnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/15/05581031/menengok-suasana-ruang-tahanan-di-mapolda-metro-jaya

Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke