"Semoga hoki makin banyak ya, Ci," kata Sandi kepada seorang perempuan paruh baya, anggota komunitas wihara itu, yang mengajaknya bersalaman.
"Xie xie, Pak," jawab perempuan tersebut.
Sandi kemudian dihampiri seorang remaja perempuan.
"Pak, boleh selfie?" tanya remaja itu di tengah kerumunan orang.
"Boleh, yuk," jawab Sandi.
Sandi mendapat sambutan warga sekitar dan umat di wihara itu saat dia tiba di sana pada pukul 11.00 WIB.
Sandi datang dengan mengenakan baju koko putih lengkap dengan selendang batik dan peci.
Saat memasuki pintu wihara, ia melihat sekelompok warga tak mampu berkumpul rapi dan berebut untuk bersalaman dengannya.
"Wah ada anak-anak juga ya," kata Sandi.
Sandi berkeliling wihara itu ditemani Tan Hadi Suranta, pengelola tempat tersebut.
Para Pengemis
Di halaman wihara sekelompok warga tidak mampu memang terlihat berkumpul. Mereka berharap mendapat pembagian angpau, amplop merah kecil berisi uang, dari umat yang datang ke wihara itu.
"Tiap tahun ke sini. Saya dari kemarin, hujan juga saya ke sini. Di sini saya nunggu ada yang ngasih aja. Ya, gini panas-panasan sama anak," kata Tini (32) pengemis dari kawasan Jelambar.
Sekitar seratus lebih pengemis berkumpul di situ. Petugas keamanan berjaga-jaga agar mereka tetap berada pada antreannya saat pembagian angpau.
"Duduk! Duduk! Baris yang rapi. Bikin per dua baris!" kata seorang petugas.
Dari arah pintu wihara seorang pria berjaket biru datang membawa segepok angpau. Ia membagikan hal itu dengan dikawal petugas.
Tan Hadi mengatakan, pihaknya membatasi lokasi menunggu para pengemis dan pengamen. Pihak wihara melarang mereka memasuki area wihara.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/16/13330241/sandiaga-semoga-hokinya-makin-banyak-ya-ci