Salin Artikel

Melihat Tangerang dari Bendung Pintu Air 10

Ia memilih tak ikut merayakan peringatan ulang tahun ke-25 Tangerang Kota di Balai Kota. "Ketinggiannya masih normal, 12,4 meter," kata Ramdona saat ditemui Kompas.com.

Ramdona belum lama bekerja di bendungan ini. Ia baru dua tahun terakhir bekerja di sana. Ia mewarisi pekerjaan ini dari ayahnya yang sudah 25 tahun lebih menjaga 10 pintu air di bendungan.

Sehar-hari, Ramdona memantau ketinggian air Sungai Cisadane dan mengoperasikan mesin untuk membuka tutup pintu air.

"Alhamdulillah selama ini normal-normal saja ketinggian air. Belum pernah sampai siaga 1 biar hujan deras di Bogor yang kemarin sampai banjir Jakarta," kata dia.

Ya, banjir memang bukan jadi isu utama di Bendung Pintu Air 10. Menurut Ramdona, ketika Belanda membangun bendungan itu pada 1927, tujuan utamanya mengatur distribusi air di wilayah DAS Cisadane.

Dulu, Cisadane diandalkan untuk mengairi berhektar-hektar sawah dari Bogor sampai Tangerang.

Untungnya, pintu-pintu air di sini juga tak pernah macet. Masalah yang sering terjadi yakni soal sampah menyangkut di pintu air.

"Di sini kasur sering (tersangkut), bambu-bambu sampai akar-akarnya juga sering, kadang pohon timbul juga. Kebanyak sampah dari warga," ujarnya.

Pada usia perak Tangerang Kota ini, Ramdona yang juga merupakan warga asli Tangerang iyu berharap agar ke depan, warga tak lagi membuang sampah sembarangan dan bersama-sama menjaga kelestarian Cisadane.

"Sampah-sampah gitu buat kurang indah, semoga warga mau sama saling menjaga, juga dari pemerintahnya membersihkan," kata Ramdona.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/28/18404861/melihat-tangerang-dari-bendung-pintu-air-10

Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke