Sandiaga menginginkan pagar perkantoran di kawasan tersebut menyatu dengan trotoar.
"Jadi yang kami ingin pembangunan ke depan khususnya di kawasan protokol pagar-pagar itu bisa menyatu, jadi pagarnya yang friendly lah kepada pejalan kaki. Itu yang kami inginkan," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI, Rabu (7/3/2018).
Sandiaga mengerti jika masih ada penolakan dari para pemilik gedung mengenai rencana tersebut. Mereka beralasan menolak mengubah desain pagar karena masalah keamanan.
Namun, menurut Sandiaga, sejauh ini belum ada negara yang mampu sepenuhnya menjamin keamanan.
"Mana sih negara yang betul-betul aman 100 persen, tidak ada ancaman. Singapura enggak juga, Singapura kalau kita lihat yang dipastikan adalah infrastrukturnya sudah ada, tapi apa menjamin 100 persen aman, kan belum tentu juga. Musibah bisa terjadi kapan saja, serangan bisa terjadi kapan saja," ucap dia.
Sandiaga menambahkan, ke depan di Jakarta mengusung konsep Jakarta Smart and Save City. Dengan konsep itu diharapkan bisa meningkatkan keamanan di Ibu Kota.
"Jadi dengan face recognition, dengan teknologi terkini kami bisa turunkan tingkat ancaman terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat dengan secara signifikan bisa kami turunkan. Jadi itu yang kami harapkan di jalan koridor utama, Jalan Sudirman-Thamrin," kata Sandiaga.
Penataan trotoar dan Jalan Sudirman dan Jalan M.H Thamrin didanai dengan kompensasi pelampauan kelebihan lantai bangunan (KLB) PT Mass Rapid Transit, PT Kepland Investama, dan PT Mitra Panca Persada.
PT MRT Jakarta akan mengerjakan trotoar di enam stasiun MRT, tepatnya 3.200 di setiap area stasiun.
PT Kepland Investama mengerjakan trotoar dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha sampai Kali Krukut. Sedangkan PT Mitra Panca Persada mengerjakan trotoar dari Kali Krukut sampai Patung Pemuda dan Kartika Candra sampai Jakarta Convention Center.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/07/16065421/sandiaga-mau-pagar-perkantoran-di-sudirman-thamrin-bersahabat-dengan