Salin Artikel

Sertani Puluhan Tahun Tinggal di Atas Becak di Jakarta

Tidak ada alasan khusus mengapa pria asal Serang, Banten, itu memilih menjadi penarik becak.

"Saya cuma bisa narik becak. Kalau nyawah di kampung untungnya juga cuma setahun sekali, itu juga sawahnya kecil," kata Sertani di Pasar Telukgong, Jakarta Utara, Selasa (13/3/2018).

Sertani menjadi saksi hidup perkembangan kawasan yang terletak di Kecamatan Penjaringan itu. Ia mengungkapkan, kawasan itu sudah jauh berubah sejak ia pertama kali tiba di sana.

"Dulu jembatan di Kali Grogol itu masih pakai serabut kelapa, airnya juga masih bisa diminum. Sekarang mana ada kali di Jakarta yang airnya bisa diminum," katanya.

Ia menceritakan kawasan Telukgong yang dulunya masih berupa rawa-rawa dan area perkuburan.

"Dulu saya jam 5 sore aja takut mau narik, takut bawa sundel bolong," kata Sertani sambil tertawa.

Di tengah perubahan Jakarta, ada satu hal yang tidak berubah pada diri Serdani. Sejak 1975, ayah empat anak itu tak pernah mengontrak atau membeli rumah. Baginya, becak adalah rumah. Becak bukan hanya jadi alat kerja tapi juga jadi tempat tinggal.

"Kalau orang-orang mah pada ngontrak tapi dari dulu saya enggak pernah ngontrak. Hidup di becak aja kalau saya mah " kata Sertani.

Ia memilih hidup di becak supaya bisa menyisihkan uang bagi keluarganya di kampung.

Ia menuturkan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga bangku SMP.

"Ya cukuplah kalau buat makan atau sekolah mah ada. Buat makan doang tapi dibilang kaya juga enggak,. Buat membesarkan anak aja" katanya.

Selama Sertani bekerja di Jakarta, keempat anaknya tinggal bersama ibu mereka di Serang. Beberapa bulan sekali, Sertani pulang ke Serang mengunjungi keluarganya.

Berdasarkan penuturan Sertani, hidup di atas becak tak sesulit yang dibayangkan.

"Enggak, enggak sulit ya, paling tinggal taruh becak di parkiran pasar terus tidur," katanya.

Emperan pasar dan toko pun tak jarang menjadi kamar tidurnya. Untuk urusan mandi dan buang air besar atau air kecil, Sertani menumpang di kamar mandi umum atau toilet masjid.

Jerih payah Sertani menbuahkan hasil, keempat anaknya kini sudah berkeluarga dan hidup mandiri.

"Alhamdulillah anak-anak sekarang sudah besar," kata Sertani.

Memasuki dekade 2010-an, kehidupan Sertani tidak semakin mudah. Kemunculan ojek online dan meningkat pesatnya jumlah kendaraan pribadi membuat pendapatannya sebagai tukang becak tergerus.

Ia mengatakan, dirinya rata-rata mengantongi uang Rp 40.000 setiap hari. Kadang lebih tetapi tak jarang kurang dari angka itu. Ia sendiri menargetkan penghasilan sebesar Rp 50.000 setiap hari.

"Mau bagaimanapun mesti dapat itu Rp 50.000, disimpan khusus buat di kampung. Kalau buat makan sehari-hari ya lebihnya aja, kalau kurang kita seadanya aja, paling kita ngutang di warung," kata Sertani.

Demi memperoleh Rp 50.000 sehari, Sertani bekerja dari sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam. Setiap pukul setengah enam pagi, ia sudah bersiaga di Pasar Telukgong mencari penumpang.

Ia baru memarkirkan becaknya pada pukul 20.00 WIB, ketika Pasar Telukgong sudah tutup. Sambil menunggu penumpang, ia mengisi harinya dengan ngobrol bersama tukang-tukang becak lainnya.

"Yah kalau siang begini paling ngobrol-ngobrol aja sama teman-teman. Paling senang kalau ada teman-teman, kawan-kawan gini bisa ngobrol atau bercanda. Kalau sendiri ya paing tidur. Yang penting seneng," katanya.

Puluhan tahun jadi penarik becak, Sertani berharap nasibnya dapat diperhatikan pemerintah.

"Harapannya ya kita bisa narik terus, nariknya lancar. Jangan banyak-banyak digaruklah (ditagkap)," kata Sertani.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/13/18101791/sertani-puluhan-tahun-tinggal-di-atas-becak-di-jakarta

Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke