"Yang terdata dan cukup mengagetkan adalah kelompok ini meretas sistem situs dan database milik pemerintah Los Angeles," ujar Roberto saat dihubungi, Rabu (14/3/2018).
Selain itu, lanjutnya, kelompok ini juga telah meretas sistem situs empat perusahaan nasional di Jakarta.
"Jadi kenapa bukan Mabes Polri yang menangani ini, karena di Jakarta ada empat perusahaan yang jadi korban peretasan dan itu perusahaan nasional," katanya.
Penangkapan tiga pelaku peretasan kelompok "Surabaya Black Hat" berinisial NA, ATP dan KPS bermula dari informasi Internet Crime Complaint Center (IC3).
IC3 merupakan badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat (DOJ), Federal Bureau of Investigation (FBI).
"Jadi begini, itu ada lembaga namanya IC3, seluruh data kejahatan dunia terkumpul di mereka. Nah, dari mereka itulah ditemukan lebih dari 3000 korban yang diretas. Informasi itu dari FBI karena kerja samanya, kan, police per police," kata Roberto.
Pihaknya menerima informasi tersebut dari FBI pada Januari 2018.
"Kemudian kami analisa lebih kurang dua bulan kami temukan lokasi kelompok itu di Surabaya dan para tersangka utamanya ada 6 orang," tuturnya.
Kepada polisi, KPS mengaku sebagai pendiri "Surabaya Black Hat" yang telah meretas lebih kurang 600 situs di dalam dan luar Indonesia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/14/11551391/surabaya-black-hat-pernah-meretas-sistem-situs-pemerintah-los-angeles