Dasir, warga Blok A Rusun Marunda, mengaku menunggak biaya sewa rusun hingga jutaan rupiah.
Mengenai tunggakan ini, Dasir beralasan bahwa besarnya denda membuat tunggakannya membengkak.
"Waktu itu anak saya belum dapat kerja jadinya terpaksa ngutang untuk beberapa waktu. Eh lama-kelamaan dendanya juga semakin besar akhirnya numpuk," kata Dasir saat ditemui Kompas.com, Senin (2/4/2018).
Dasir juga mengeluhkan tidak adanya pihak pengelola Rusun yang rutin menagih biaya sewa. "Akhirnya kita jadi santai-santai saja kemudian langsung numpuk tunggakannya," kata Dasir.
Umay, warga Blok C Rusun Marunda, punya alasan berbeda. Ia mengaku sempat menunggak tagihan rusun karena beban biaya listrik yang begitu berat.
Dalam sepekan, ia bisa menghabiskan listrik Rp 100.000. Padahal, biaya sewa rusunnya Rp 159.000 per bulan. "Akhirnya ya kebebanan juga karena harus bayar listrik buat usaha," kata Umay.
Baik Umay dan Dasir mengaku tunggakannya sudah mulai berkurang karena dicicil. Ida, warga lainnya, mengatakan bahwa sistem cicilan memudahkan warga untuk melunasi biaya sewa.
"Kalau saya mah mending dicicil sedikit demi sedikit tiap bulaannya. Kalau tiba-tiba langsung ditagih berapa juta ya langsung habis duit kita. Makanya dicicil saja sekalian menabung," katanya.
Kepala Unit Pengelola Rusun Marunda Yasin Pasaribu mengatakan, ada 50-an persen penghuni rusun yang menunggak biaya sewa. Yasin menyebut nilai tunggakan tersebut telah mencapai miliaran Rupiah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/02/12232911/alasan-warga-rusun-menunggak-dari-jarang-ditagih-hingga-terbebani-biaya