Salin Artikel

Kesalahan Warga Setiap Kali Melihat Lokasi Kejahatan...

Misalnya, saat tragedi pembunuhan pensiunan TNI Angkatan Laut bernama Hunaedi di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2018) malam.

Kejadian tersebut diperkirakan terjadi selepas maghrib. Beberapa saat setelah kejadian tersebar video di berbagai media sosial dan aplikasi pesan singkat yang menunjukkan tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan sadis tersebut.

Dalam video berdurasi singkat tersebut terlihat banyak warga berkerumun di sekitar rumah korban hingga mendekati ruang depan rumah tempat korban tergeletak bersimbah darah.

Tampak warga penasaran dengan apa kejadian yang baru saja terjadi meski polisi telah berada di lokasi pembunuhan. 

Banum Daktiloskopi Identifikasi Ditreskrimum Polda Metro Jaya Aipda Wahyudin menilai tindakan warga tersebut tak dapat dibenarkan. Menurutnya, hal tersebut dapat merusak TKP dan mengganggu proses penyelidikan.

Menurut pria yang telah 18 tahun bekerja di bidang daktiloskopi (ilmu sidik jari) tersebut, dengan berkerumunnya warga di sekitar TKP, maka akan banyak hal yang ditinggalkan dari tubuhnya.

"Jejak kaki, sidik jari, bau atau aroma badan bisa tertinggal dan itu mengganggu proses penyelidikan," ujarnya saat ditemui Kompas.com di Mapolda Metro Jaya, Kamis (19/4/2018).

Dengan tertinggalnya hal-hal tersebut bukan berarti jejak pelaku akan hilang, namun tingkat kerumitan penyelidikannya menjadi lebih tinggi.

"Polisi tentu punya teknik khusus untuk menangani TKP yang sudah tidak steril seperti ini, namun alangkah baiknya jika hanya karena keingintahuan semata warga lantas melakukan tindakan yang menyulitkan proses penyelidikan," tuturnya.

Yang seharusnya dilakukan

Wahyudin menerangkan, jika terjadi kejadian yang dicurigai atau sudah pasti sebagai tindak kejahatan, warga disarankan segera melapor polisi.

"Jangan segera memegang atau memindahkan sesuatu dari TKP. Tunggu polisi datang agar polisi yang melakukan pengembangan," tuturnya.

Tak hanya itu, menurutnya lebih baik lagi jika warga tak berada di titik terlalu dekat dengan TKP. Hal ini bisa menyulitkan anjing pelacak untuk menelusuri jejak pelaku.

"Terlalu banyak orang yang berkerumun, maka akan semakin banyak jejak di situ. Entah jejak kaki hingga jejak lain berupa aroma tubuh yang bisa jadi membingungkan anjing pelacak itu," kata dia.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengimbau masyarakat untuk turut membantu polisi dalam proses penyelidikan dengan mentaati ketentuan-ketentuan yang diberikan di sekitar TKP.

"Misalnya, di situ ada garis polisi ya jangan dilanggar. Polisi punya pertimbangan tertentu mengapa kawasan tersebut harus steril," imbaunya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/20/09410611/kesalahan-warga-setiap-kali-melihat-lokasi-kejahatan

Terkini Lainnya

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke