Mereka selalu terlihat kompak. Di Balai Kota DKI Jakarta pada Sabtu (21/4/2018) lalu misalnya, kekompakan mereka tampak pada kegiatan pengarahan finalis Abang None 2018 yang telah lolos seleksi di tingkat kota.
Sebagai Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga datang untuk memberi pengarahan. Mien Uno juga hadir untuk berbagi ilmu kepada para finalis. Sandiaga duduk bersebelahan dan asyik berbincang-bincang dengan Mien.
Kekompakan mereka juga muncul saat Sandiaga memberi arahan. Dia tidak segan melempar candaan terhadap ibunya dari atas panggung.
Dia bertanya-tanya, kenapa Mien Uno tidak mengajaknya dulu ikut ajang Abang None ketika dia masih muda.
"Saya tuh enggak lulus atau enggak dikirim sama ibu saya ikutan Abnon. Mungkin waktu itu tampangnya enggak lewat ya, Mam ya. Kenapa enggak dikirim sih saya waktu itu?" tanya Sandi dari atas panggung kepada ibunya.
Pertanyaan Sandiaga membuat Mien dan seisi ruangan tertawa. Sandiaga berkesimpulan, Mien tidak percaya anaknya bisa lulus dalam ajang itu.
Selorohannya itu dia gunakan untuk menyemangati para anak muda yang berhasil masuk jadi finalis Abang None.
Kata dia, itu adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Sandiaga tidak pernah mendapat kesempatan itu.
Bicara depan umum
Sandiaga juga berbicara serius tentang Mien Uno sebagai pendidiknya, sebagai orang yang punya peran besar di balik kesuksesannya.
Sandiaga bilang, dulu dia bukan orang yang berani bicara di depan umum. Dia adalah orang keuangan yang selalu berkutat dengan angka-angka.
Pada awal 2000 setelah menjadi pengusaha, Sandiaga "terpaksa" harus lebih banyak bicara depan publik.
"Waktu itu kalau ngomong depan publik, tangan saya dingin gemeteran," kata Sandiaga.
Ia kemudian bertanya kepada para finalis, siapa yang pernah mengalami hal yang sama. Banyak dari mereka yang mengangkat tangan.
Sandi kemudian menggoda mereka dengan "mengadu" kepada ibunya.
"Uh banyak, Mam," kata Sandiaga.
Ada alasan mengapa Sandiaga mengatakan hal seperti itu kepada ibunya. Mien Uno-lah sosok yang membuat Sandiaga menjadi berani bicara di depan publik.
"Saya itu datang ke pakarnya, Bu Mien. Sama Bu Mien saya di-training," ujar Sandiaga.
Latihan-latihan bersama Mien Uno membuat Sandiaga percaya diri seperti sekarang. Kini, hampir setiap hari Sandi harus berbicara di depan publik.
Ia ingin para finalis Abang None mendapatkan bekal yang sama sepertinya.
"Kalian harus dapat pembekalan bagaimana kisi-kisi, contoh public speaking, supaya confident," ujar Sandiaga.
Pesan ibunda
Sejak dulu, dukungan dari ibunda yang menemani perjalanan Sandiaga Uno, termasuk ketika dia masuk ke dunia politik.
Pada hari pencoblosan, hal yang dilakukan Sandiaga adalah datang ke rumah orangtuanya untuk memohon doa.
Ketika itu, Mien mengatakan, selama ini Sandiaga sudah cukup berusaha. Sambil berurai air mata, dia meminta Sandi untuk memasrahkan saja hasil pilkada kepada Tuhan.
"Sudah waktunya kita semua berserah, kita sudah berjuang, melakukan banyak hal, kita sampai pada hari ini. Niat kamu kan baik, kamu tidak boleh tidak menepati janji," kata Mien sambil menepuk pundak Sandiaga.
Inspirasi Sandi
Sandi pernah bercerita tentang kehidupan keluarga mereka selama ini. Ayah Sandi mengalami manik depresif yang membuatnya tidak bisa banyak bekerja. Sandi mengatakan, kondisi itu membuat ayahnya tidak bisa terlalu fight untuk karier yang lebih baik.
Dalam kondisi seperti itu, kata Sandiaga, Mien Uno mengambil peranan penting dalam keluarga. Mien seolah menjadi tulang punggung yang membantu ayahnya dalam kondisi manik depresif.
Kisah itu pernah diceritakan Sandi ketika menghadiri seminar tentang dunia pendidikan dan kesehatan bagi orang dengan bipolar
"Karena dia merasa dia tidak bisa fight untuk karier yang lebih baik, dia memberikan kesempatan kepada Ibu saya waktu itu di awal-awal. Alhamdulillah keluarga mendukung dan dia bisa di-treat dengan baik, menyelesaikan kariernya 30 tahun, dengann kondisi manik depresif," ujar Sandiaga.
Bertepatan dengan Hari Kartini pada Sabtu lalu, Sandiaga memanfaatkan momen itu untuk mengucapkan penghargaan kepada ibunya yang selama ini sangat berjasa. Sandiaga mengatakan Mien Uno selalu menjadi inspirasi baginya.
"Bunda Mien yang terus menginspirasi saya. Selamat Hari Kartini buat Bu Mien dan perempuan hebat, perempuan mandiri yang ada di sini," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengatakan dia tidak mungkin ada pada posisi sekarang tanpa Mien Uno, sosok ibu yang kuat, dan penopang keluarga.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/23/06502741/mien-uno-perempuan-yang-selalu-jadi-inspirasi-sandiaga