Bahkan, dia menyebut banyak pengajian yang dibubarkan saat dia menyampaikan ceramah.
"Saya enggak pernah bunuh orang, enggak pernah. Tetapi setiap saya ngaji di mana-mana, ditongkrongi, kadang pengajian saya dibubarin. Saya pergi ke mana pun, ke bandara, naik pesawat, dikuntitin," ujar Aman.
Aman menyampaikan hal tersebut dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (27/4/2018).
Menurut Aman, materi yang dia sampaikan setiap kali ceramah hanya soal ilmu tauhid. Dia mengaku tidak pernah mengajarkan berbuat teror.
Namun, Aman mengakui banyak kelompok yang sebelumnya terbiasa melakukan teror mengambil sebagian ilmu yang disampaikannya.
Aman menyebut tindakan menguntiti dirinya itu termasuk perbuatan zalim. Karena merasa didzolimi, Aman sebenarnya ingin pergi hijrah ke Suriah, tetapi dia tidak bisa melakukannya.
"Termasuk zalim juga, cuma kan pilihan saya adalah untuk hijrah, tapi karena saya dipenjara, ya sudah," kata Aman.
"Saudara jihad lisan?" tanya jaksa penuntut umum Mayasari.
"Tadi dengan menyampaikan dakwah, ada petugas, saya sampaikan tentang syirik, musyrik. Siapa pun yang datang kepada saya, saya sampaikan dengan cara yang baik," jawab Aman.
Adapun dalam kasus ini, Aman didakwa menggerakkan orang lain untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin.
Cara yang dia lakukan salah satunya dengan berdakwah yang materinya berasal dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri. Buku itu juga banyak dibaca para pengikutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/27/14571681/terdakwa-bom-thamrin-saya-enggak-pernah-bunuh-orang-tapi-ke-mana-pun