Salin Artikel

Jembatan Semanggi, Filosofi Persatuan Bangsa Buah Pikir Bung Karno

Deputi General Manager Superintendent Proyek Simpang Susun Semanggi dari Wijaya Karya Dani Widiatmoko menuturkan, Simpang Susun Semanggi memiliki salah satu teknologi jembatan tercanggih saat ini.

Dua flyover yang melingkar itu tersusun dari 333 segmental box girder yang telah dicetak (precast) untuk kemudian disusun. Tantangannya, jika cetakan tidak sama persis atau berbeda beberapa sentimeter saja antara boks yang satu dan yang lain, cetakan tidak akan bersambung sempurna.

Jarak antarkolom terjauh, sekitar 80 meter, menuntut kepresisian dalam pemasangan. Jika tidak, flyover ini bisa ambruk sewaktu-waktu.

"Pengerjaannya enggak expose, sering kali ada beton yang kelihatan, itu namanya cold joint karena sambungan antara cor beton yang lama sama baru enggak ketemu. Kemudian di kolomnya Anda lihat benar-benar expose presisi, silakan benchmark (bandingkan) ke tempat yang lain," kata Dani di lokasi, Selasa (21/2/2017).

Sejarah Jembatan Semanggi

Dalam buku yang berjudul "Asal-usul Tempat-tempat di Djakarta Tempo Doeloe" yang terbit pada Maret 2018, Zaenuddin HM menggambarkan tentang kondisi Jembatan Semanggi berpuluh-puluh tahun lalu.

Menurut Zaenuddin awalnya kawasan Semanggi merupakan rawa-rawa yang banyak ditumbuhi tanaman semanggi. Ia menerangkan, tanaman semanggi merupakan salah satu jenis tanaman paku air dengan nama latin salviniales yang terdiri dari empat lembar helai daun yang menyatu pada pangkal tangkainya.

Tahun 1961 pembangunan Jembatan Semanggi diusulkan oleh menteri pekerjaan umum kala itu, Ir Soetami. Proyek itu diusulkan untuk mengatasi kemacetan yang mungkin timbul akibat laga akbar Asian Games tahun 1962 yang akan digelar di Jakarta. Ide Soetami disetujui  Presiden Indonesia Ir Soekarno.

Meski didukung Presiden, rencana pembangunan jembatan tersebut dikecam masyarakat karena dianggap sebagai proyek yang tak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat dan cenderung sebagai pemborosan anggaran negara.

Apalagi pada saat itu pemerintah juga tengah membangun icon Jakarta lainnya yaitu Tugu Monas, Hotel Sarinah, dan Gelora Bung Karno di Senayan. Meski mendapat kecaman, pembangunam jembatan tetap berlangsung.

Tahun 1962 jembatan terbangun. Lahan yang awalnya berupa rawa-rawa disulap menjadi jalan besar yang menghubungkan sejumlah wilayah di Ibu Kota.

Nama Jembatan Semanggi diusulkan oleh Soekarno, bukan tanpa alasan. Zaenuddin dalam bukunya uty mengungkapkan alasan Soekarno memilih nama tersebut.

"Menurut Bung Karno, susunan daun Semanggi bisa melambangkan persatuang bangsa ini. Dengan bersatu kita akan menjadi kuat, demikian pula Jembatan Semanggi itu menyatukan berbagai wilayah di Ibukota sekaligus berarti mempersatukan segenap bangsa ini," tulis  Zaenuddin.

 Jembatan Canggih di Masanya

Jembatan Semanggi dibangun dengan panjang total 1.509 meter dan lebar 30 meter.

Dani Widiatmoko menyebutkan, Jembatan Sembanggi merupakan jembatan yang cukup canggih di masanya. Dani mengatakan, Jembatan Semanggi pada masanya dibangun dengan menggunakan teknologi beton yang paling update yaitu metode precast.

Beton precast merupakan beton yang telah dicetak dan dibuat terlebih dahulu di pabrik atau tempat khusus.

"Kemudian pada zaman Pak Harto, Simpang Semanggi ini dikembangkan, ada tol dalam kota," ujar Dani pada 21 Februari 2017.

Dengan dibangunnya jembatan itu, kemacetan di Jakarta saat menjadi tuan rumah Asian Games 1962 dapat diuraikan.

Tak Lagi Mampu Urai Kemacetan

Tahun 2016 Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya merilis hasil kajian mengenai kondisi lalu lintas Jembatan Semanggi saat itu.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budianto mengatakan, jumlah kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi per hari ketika itu sekitar 250 ribu kendaraan.

"Terjadinya kemacetan di Jembatan Semanggi, selain akibat tingginya volume lalu lintas yang melintasi, juga disebabkan akibat terlalu pendeknya jarak antar kupingan Semanggi (ramp) yang berkisar antara 175 m hingga 185 m," kata Budiyanto ketika dihububgi, Selasa.

Jumlah kendaraan yang saling bersilangan (weaving) ini mencapai sekitar 75 ribu kendaraan/hari atau sekitar 30 persen dari total kendaraan yang melintasi Jembatan Semanggi.

"Akibatnya petugas dari kepolisian seringkali melakukan pembagian pergerakan arus kendaraan yang melewati simpang ini (bergantian) dan bahkan melakukan pengalihan dengan menutup salah satu kupingan Semanggi," ujar dia.

Saat itu Jembatan Semanggi tak lagi mampu mengurai kemacetan seperti beberapa puluh tahun sebelumnya.

"Kelahiran" Simpang Susun Semanggi

Untuk memisahkan arus lalu lintas yang saling bersilangan tersebut, dilakukanlah pembangunan ramp/jembatan baru yang berfungsi sebagai jalur lingkar Semanggi. Pembangunan jalur lingkar Semanggi dilakukan secara berpasangan, yaitu jalur lingkar dari arah Cawang ke Bundaran HI dan jalur lingkar dari arah Grogol ke Blok M.

Pembangunan simpang susun Semanggi tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dana kompensasi lantai bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada dengan nilai sekitar Rp 360 miliar. Pengerjaannya dilakukan kontraktor PT Wijaya Karya.

Ahok begitu membanggakan proyek Simpang Susun Semanggi dan menyebutnya sebagai proyek monumental karena dibangun dengan bentang terpanjang di atas jalan Tol Dalam Kota secara full precast melengkung (hiperbolik).

Sekitar satu tahun setelah dimulainya pembangunan, tepatnya pada 25 April 2017, Simpang Susun Semanggi tersambung dan melingkar.

Kemegahan Simpang Susun Semanggi dipercantik dengan lampu-lampu yang dipasang melingkar. Lampu-lampu tersebut mempercantik Simpang Susun Semanggi pada malam hari.

Meski Ahok yang meresmikan awal pembangunam Simpang Susun Semanggi, namun ia tak ikut dalam acara peresmian saat proyek itu selesai dikerjakan. Ahok tersangkut kasus penodaan agama dan harus mendekam di Mako Brimob.

 Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat-lah yang melihat penyelesaian proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi.

Pada 28 Juli 2017, Djarot membuka uji coba Simpang Susun Semanggi yang sudah selesai dibangun. Simpang Susun Semanggi akhirnya diresmikan pada 17 Agustus 2017 oleh Presiden Joko Widodo.

Mengurangi Kemacetan

Budiyanto mengatakan, dengan terbangunnya dua jalur lingkar di atas Jembatan Semanggi, maka 30 persen kendaraan yang sebelumnya saling bersilangan dapat dipisahkan dan dialihkan melalui jalur lingkar yang dibangun. Ia mengatakan, tingkat kemacetan kawasan Semanggi dapat berkurang hingga 30 persen.

Budiyanto menambahkan, dengan terbangunnya jalur lingkar Semanggi, kupingan lama Semanggi di sisi Hotel Sultan dan sisi Balai Sarbini hanya akan digunakan untuk mengakomodasi pergerakan putar balik kendaraan serta pergerakan bus tingkat.

"Selain itu dari hasil simulasi pemodelan yang telah dilakukan, pengembangan Simpang Susun Semanggi ini dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan rata-rata yang diperlukan dalam melintasi Jembatan Semanggi sebesar 25-50 persen," kata dia.

Sebagai ilustrasi, lanjut dia, waktu tempuh rata-rata yang diperlukan untuk melintasi Jembatan Semanggi pada kondisi exsisting di jam sibuk pagi adalah 6,95 menit.

"Setelah dilakukan pengembangan, maka waktu tempuh rata-rata yang diperlukan hanya sekitar 3,54 menit," sebutnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/05/19144521/jembatan-semanggi-filosofi-persatuan-bangsa-buah-pikir-bung-karno

Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke