Salin Artikel

Penumpang KRL Kaget, Tiket Kertas Dikira Struk Pembelian

Seorang penumpang bernama Desi (44) mengaku sudah diberi tahu temannya bahwa kartu uang elektronik bank tidak dapat digunakan. Namun, dia tidak menyangka tiket yang dibelinya itu berbentuk kertas.

Desi mengaku takut tiket kertasnya itu hilang.

"Naik KRL hari ini takut hilang aja tiketnya. Saya pikir ini kertas struk pembelian, kirain tetap pakai kartu (tiket harian berjamin) biasa. Tahunya e-money saja enggak bisa," ujar Desi di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Selain itu, Desi juga tidak tahu harga tiket yang diberlakukan Rp 3.000 untuk semua perjalanan. Dia sempat menyiapkan uang Rp 13.000 ke kasir, sesuai tarif perjalanan biasanya.

"Kaget juga, tadi saya siapin uang Rp 13.000," kata dia.

Penumpang lain bernama Adi (30) bahkan tidak mengetahui kartu multitrip dan kartu bank tidak bisa digunakan. Setelah diberi informasi kedua jenis kartu itu tidak bisa dipakai, Adi ikut mengantre untuk membeli tiket di loket.

"Saya baru tahu, kayak zaman dulu lagi ini," celetuk Adi saat antre membeli tiket.

Berbeda dengan Adi, Mila (16) sudah mengetahui informasi penggunaan tiket kertas pada hari ini. Meskipun demikian, siswi kelas XII itu tetap berangkat seperti biasanya, tidak lebih pagi untuk menghindari antrean pembelian tiket.

"Berangkatnya tetap kayak biasa. Enggak terlalu antre juga tadi," ucap Mila.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, antrean pembelian tiket di dua loket Stasiun Tanjung Barat memang tidak mengular. Hanya ada sekitar 10 atau belasan penumpang yang mengantre di sana.

Petugas KRL pun menginformasikan penggunaan tiket kertas pada hari ini melalui pengeras suara. Petugas itu mengimbau penumpang untuk menyiapkan uang pas.

"Selama masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem e-ticketing, untuk sementara penumpang agar menggunakan tiket kertas yang bisa dibeli di loket langsung dengan harga Rp 3.000 untuk semua relasi," ujar petugas tersebut.

Upgrade sistem

VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa mengatakan, mulai Senin (23/7/2018) akan diberlakukan transaksi tiket kertas di 79 stasiun KRL. 

Hal ini dilakukan karena sistem pembaharuan dan pemeliharaan sistem e-ticketing masih berlangsung. 

"Untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL, transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL. Transaksi dengan tiket kertas dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," ujar Eva dalam keterangan tertulis, Minggu (22/7/2018).

Pihaknya mengimbau pengguna jasa KRL agar menyiapkan waktu lebih untuk menggunakan layanan KRL commuter line.

Sebab pemeliharaan sistem e-ticketing masih akan berlangsung di stasiun-stasiun besar.

"Selama pembaharuan dan pemeliharaan sistem e-ticketing masih berlangsung, pengguna KRL diimbau menyiapkan waktu lebih untuk menggunakan layanan KRL," kata Eva.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/23/08053751/penumpang-krl-kaget-tiket-kertas-dikira-struk-pembelian

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke