"Senin malam saya sudah punya perasaan enggak enak, saya suruh anak saya, istrinya (Soeharto), itu pulang kerja suruh izin, akhirnya dia pulang," kata Maryati kepada Kompas.com, Jumat (03/08/2018).
Maryati menyampaikan, dua hari sebelum kejadian menyedihkan itu, ia mengalami mimpi yang membekas di benaknya.
"Saya sudah dua malam ini mimpi shalat bareng ulama-ulama berjubah putih. Saya juga bingung, tetapi dua malam sebelum kejadian saya mimpi itu," ujar Maryati.
Lalu, pada Senin (30/07/2018) malam, Maryati kedatangan Norman, teman Soeharto, ke rumahnya. Dia curiga karena Norman memakai pakaian hitam-hitam.
Saat itu, Norman meminta Maryati bersabar atas tewasnya Soeharto.
"Dia ngomong kalau saya suruh sabar karena Anto sudah meninggal dibunuh, begitu katanya, saya langsung nangis banget," ujar dia.
Pada Senin pukul 15.00 WIB, Soeharto mendapatkan orderan di daerah Stasiun Cakung menuju Subang, Jawa Barat.
Sekitar pukul 18.16 WIB, Soeharto memberi pesan WhatsApp kepada kerabatnya bernama Kamil bahwa dirinya dalam bahaya.
Soeharto kemudian mengirimkan lokasi keberadaanya kepada Kamil dan ia diketahui berada di daerah Subang, Jawa Barat.
Pada Selasa, (31/7/2018), Soeharto ditemukan tewas, dan jenazahnya ditemukan oleh warga di semak-samak di Sumedang, Jawa Barat dengan luka lebam.
Ia diduga dibunuh dan mobilnya dibawa para pelaku perampokan tersebut.
Polres Sumedang masih memburu para pelaku. Kabar terakhir, para pelaku berada di Indramayu, Jawa Barat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/03/20424791/firasat-tak-enak-dirasakan-mertua-sopir-taksi-online-yang-tewas-di