Kepala PKBM MAI Bachrudin mengatakan, anak-anak tersebut umumnya berasal dari keluarga pemulung, anak yatim, dan kelompok duafa.
Anak-anak itu dilatih membuat kamera lubang jarum supaya bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang biasa mereka temukan.
"Bahan-bahan yang tadinya kita buang dan tidak berguna, kita manfaatkan lagi menjadi barang-barang yang berharga, yang memiliki nilai jual yang tinggi, yang nantinya anak itu mempunyai wirausaha mandiri," kata Bachrudin kepada Kompas.com.
Anak-anak tersebut tidak hanya diajarkan proses membuat kamera lubang jarum, tetapi juga cara pengambilan gambarnya.
Bachrudin menyebut, karya anak-anak itu nantinya akan dipamerkan.
"Kalau memang ada yang bakatnya di bidang fotografi, kami coba bikin pameran foto yang nantinya merekam jejak tentang Jakarta. Jadi nanti anak-anak akan diajak keliling Jakarta," ujarnya.
Bachrudin menambahkan, lokakarya kamera lubang jarum dipilih supaya anak-anak dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di kelas serta merangsang kreativitas mereka dalam membuat kamera lubang jarum.
Adapun PKBM MAI adalah sebuah lembaga pendidikan yang pada tahun ini mendidik sedikitnya 70 anak dari usia SD hingga SMA.
Bachrudin mengklaim PKBM MAI telah meluluskan ratusan alumni sejak 2012 hingga 2018. Bahkan, salah satu alumnus PKBM MAI melanjutkan pendidikan tinggi di Sudan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/04/14320311/anak-anak-dari-keluarga-tak-mampu-berlatih-membuat-kamera-lubang-jarum