Salin Artikel

Pembeli Rela Antre 2 Jam demi Nasi Goreng Singkawang

Gerobak nasi goreng Amos memang sedang viral di media sosial. Dari video yang beredar, puluhan orang mau antre untuk membeli nasi goreng racikan Amos.

Kompas.com mendatang lokasi itu pada Kamis sore pukul 17.00 WIB. Tampak lebih dari 20 calon pembeli sudah mengantre. Hanya tersedia enam kursi yang kosong. Sementara ada puluhan calon pembeli yang menunggu.

Beberapa calon pembeli terpaksa duduk di sepeda motor mereka sambil menunggu pesanan tiba. Meski ramai, para pembeli tertib mengantre.

Keramaian juga terlihat dari kepadatan sepeda motor para pembeli. Di lokasi itu sengaja dibuat parkir khusus bagi para pembeli. Parkir dibuat di sisi kiri dan kanan. Adanya sepeda motor para pembeli mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas.

Para pembeli yang datang degan mobil juga banyak.

Asisten Amos, Iwan, mengatakan, pembeli wajib mengantre dengan menggunakan nomor antrean. Antrean dibagi dalam beberapa putaran. Satu putaran terdapat 15 nomor antrean.

"'Satu putaran itu ada 15 nomor, 1 sampai 15. Nah, misalnya sudah sampai nomor 15 nih, masuk ke putaran kedua, kembali lagi ke nomor 1," ujar Iwan.

Anggi, pembeli, menunggu sejak pukul 16.00 bersama suaminya. Saat tiba, Anggi mendapat nomor antrean nomor 1 untuk putaran kedua. Pesanan Anggi baru tiba pukul 18.30.

"Lama banget, sudah nunggu dari pukul 16.00 saya. Ini baru dapat," ujar Anggi.

Ia mengatakan baru pertama kali membeli nasi goreng gerobak singkawang itu. Dia rela menunggu lebih daro 2 jam karena penasaran dengan rasa dari nasi goreng yang viral tersebut.

Selain mengetahui dari media sosial, informasi soal nasi goreng singkawang didapatkan Anggi juga lewat broadcast pesan WhatsApp.

"Ini cuma penasaran saja, saya jauh-jauh dari Sunter, bela-belain macet buat makan di sini. Namanya penasaran ya kayak apa rasa yang viral itu. Nasi gorengnya sih biasa saja ya, tapi kwetiauwnya enak," ujar Anggi.

"Ini karena penasaran saja ya, kalau enggak ya masa karena cuma gara-gara makanan kita mau ngantre berjam-jam," ujar Haryadi.

Hingga pukul 19.30 Haryadi tampak sabar mengantre.

Pembeli lainnya, Adelia, mengatakan telah beberapa kali datang. Namun, selalu kehabisan nomor antrean.

"Saya udah tiga kali datang nih jam segini, sore, habis terus. Waktu datang cepat, eh bapaknya enggak jualan," ujar Adelia.

Panjangnya antrean membuat sejumlah pembeli tidak sabar. Mereka akhirnya menitipkan pesanan ke pembeli yang mendapat nomor antrean lebih cepat.

Satu nomor antrean dibatasi hanya bisa membeli empat porsi makanan. Ada pembeli yang menerima titipan, ada juga yang menolak.

Kamis ini, pada pukul 19.00, antrean tak lagi dibuka. Namun, masih saja ada warga yang datang. Pembeli terus berdatangan hingga pukul 20.40 WIB.

"Maaf, Bang, udah tutup. Besok lagi ya, Bang datangnya, maaf, Bang," ujar Iwan.

Sementara para pembeli yang sebelumnya telah mendapat nomor antrean masih terlihat mengantre.

Selain menjual nasi goreng, Amos juga menjual mie goreng, kweitauw, capcay, dengan campuran daging ayam dan udang.

Harga masakan Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per porsi. Gerobak Singkawan buka Senin-Sabtu pukul 16.00 hingga habis. Biasanya tutup pukul 21.00.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/07/06000091/pembeli-rela-antre-2-jam-demi-nasi-goreng-singkawang

Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke