Berdasarakan pantauan Kompas.com pada Selasa (18/9/2018), 24 kios dalm loksem itu berderet tepat di belakang Kantor Kecamatan Cengkareng.
Kios-kios itu dibangun di atas saluran air dan trotoar. Kios-kios itu dicat kuning dengan luas masing-masing lapak pedagang 3x2 meter.
Berdasarkan informasi dalam spanduk yang dipasang di loksem itu, kios-kios di sana dimanfaatkan untuk warung nasi, menjual VCD/DVD, toko buah, pedagang jus, toko jam, dan camilan.
Namun, hingga pukul 10.00 WIB, baru dua lapak yang buka yaitu camilan dan buah. Sementara itu, lainnya masih tertutup rolling door.
Camat Cengkareng Masud Effendi menyebutkan, loksem tersebut akan dibongkar lantaran akan dilakukan pembenahan saluran air yang berada di bawahnya.
Luas jalan di depan loksem pun tidak lebar dan hanya bisa dilintasi satu mobil dan sejumlah sepeda motor. Dua mobil untuk arus bolak-balik bisa lewat meskipun mepet.
Masud mengaku telah bersurat ke Wali Kota Jakarta Barat untuk pembenahan loksem dan menanti pembongkaran.
"Itu kan di sana ada aliran air. Pertama itu selalu ada genangan, kedua itu bikin macet. Kita perlu waktu untuk memberitahu ke mereka. Rencana kita akan kasih tahu ke mereka dalam waktu dekat," kata Masud, Selasa (18/9/2018).
Sebagai gantinya, Masud berencana memindahkan loksem ke Pasar Cengkareng tetapi masih menunggu persetujuan pedagang.
"Sebetulnya kalau pengganti kita harapkan bisa pindah ke loksem di Pasar Cengkareng itu kan kosong. Masalahnya tinggal mereka mau apa enggak," kata Masud.
Pada kesempatan berbeda, Leman, pedagang buah di loksem Jalan Utama II, mengaku telah mengetahui informasi pembenahan saluran air di tempatnya berdagang saat ini.
Ia pun berharap dipindahkan ke lokasi yang lebih baik. Leman mengatakan, selama menempati loksem, ia rutin membayar Rp 3.000 per hari atau Rp 90.000 per bulan melalui Bank DKI.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/18/21483601/dibangun-di-atas-saluran-air-loksem-jalan-utama-ii-cengkareng-akan