Salin Artikel

Petugas Stasiun Senen Beri Gestur Hormat, Penumpang Merasa Didoakan...

Salah satu penumpang kereta Stasiun Senen tujuan Stasiun Malang bernama Afriyani (25) tak mempermasalahkan gestur hormat yang biasa dilakukan porter, petugas keamanan, dan karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.

Ia menilai tradisi unik tersebut menunjukkan rasa hormat para petugas Stasiun Senen kepada para penumpang.

Para penumpang, lanjut dia, seharusnya merasa tersanjung dengan perlakuan itu.

"Sah-sah saja sih kalau dilakukan. Selama ini petugas KAI juga enggak maksa porter atau karyawannya untuk melakukannya," kata Afriyani saat ditemui di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).

"Mereka melakukan itu, kan, kalau sedang berada di dalam area keberangkatan, tetapi kalau berada di luar, ya enggak perlu melakukan. Simpel saja sih aku mikirnya, enggak ada paksaan," sambung dia.

Afriyani beranggapan pro kontra terhadap suatu tradisi tertentu bisa saja muncul di masyarakat.

Namun, ia menilai masyarakat seharusnya mencari tahu terlebih dahulu asal usul tradisi tersebut.

"Aku sih mikirnya wajar kalau ada yang suka dan enggak suka, tetapi lebih baik cari tahu dulu lah kenapa bisa begitu jadinya enggak asal nge-judge," katanya.

Pendapat yang sama juga diungkapkan penumpang kereta api tujuan Stasiun Jogjakarta bernama Fairuz Faza (24).

Ia menilai tradisi unik itu dijalankan petugas tanpa ada paksaan siapa pun.

"Kalau mereka enggak mau melakukannya, ya sudah jangan berada di dalam area keberangkatan. Aku pikir enggak ada paksaan kok, yang mau lakukan ya silakan. Kalau enggak mau juga enggak masalah," ujar Fairuz.

Fairuz berpendapat tradisi unik tersebut seharusnya dapat dijadikan sebuah simbol perjalanan kereta api di Indonesia.

"Daripada dipermasalahin pantas atau enggak, lebih baik kita dukung tradisi itu. Kan bisa jadi ikon unik kereta api Indonesia," kata dia. 

Penumpang lainnya bernama Febriyanti (27) juga menilai gestur hormat bukanlah sesuatu yang merendahkan derajat seseorang. 

Ia berpendapat gestur tersebut adalah ungkapan doa petugas stasiun agar para penumpang bisa selamat sampai daerah tujuan.

"Kalau saya kok merasa mereka mendoakan kami ya. Bukannya kami lebih tinggi dari mereka, tetapi derajat kita sama begitu. Makanya kita saling mendoakan," kata Febri.

Sikap ini dilakukan baik oleh porter, petugas keamanan atau petugas lainnya.

Pro dan kontra gestur hormat tersebut mulai ramai dibicarakan ketika salah satu akun twitter me-mention akun resmi twitter PT Kereta Api Indonesia (KAI), @KAI121.

Beberapa orang ada yang mengapresiasi gestur hormat tersebut.

Namun, ada yang mengkritik gestur itu karena dianggap berlebihan dan tak sesuai budaya Indonesia.

Ada juga yang menilai petugas terkesan merendahkan diri di hadapan penumpang.

Kepala Humas PT KAI Agus Komaruddin mengatakan, gestur hormat ini sebenarnya sudah dilakukan sejak ada instruksi dari direksi PT KAI, tepatnya 14 Agustus 2018 lalu.

Gestur tersebut pertama kali dilaksanakan di Daerah Operasional 1 Jakarta.

"Tujuannya, kan, sebenarnya pemberian salam hormat atau salam terima kasih, sebagai bentuk untuk meningkatkan pelayanan atau service excellence, pada para penumpang kereta api dengan salam hormat seperti itu," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/10/2018).

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/23/21434971/petugas-stasiun-senen-beri-gestur-hormat-penumpang-merasa-didoakan

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke