Salin Artikel

Cerita Sandiaga Uno soal Kampanye Online yang "Pahe" dan "Murmer"...

Sandiaga menuturkan, saat ini ia tengah mencoba menerapkan pola kampanye melalui media sosial. Ia menilai kampanye ini mampu memberikan dampak cukup signifikan.

"Karena ada banyak yang enggak bisa kami jangkau. Efektivitas interaksi langsung dengan masyarakat sangat terbatas, khususnya waktu. Karena saya satu titik saja bisa menghabiskan waktu satu jam. Padahal dalam satu hari itu ada 12 sampai 13 titik," ujarnya, Sabtu.

Sandiaga menuturkan, saat ini ia memiliki jadwal rutin untuk menyapa warganet setiap pekan.

Seperti yang dilakukan hari ini, melalui siaran langsung akun instagram, ia menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan warganet.

"Sementara ini jadwalnya seminggu sekali. Nanti kami review apakah bisa ditingkatkan atau diperbanyak frekuensinya," tuturnya.

Hadapi warganet "julid"

Selama melakukan siaran langsung di akun instagram hari ini, Kompas.com melihat berbagai komentar "julid" atau negatif sejumlah warganet.

Pasangan Calon Presiden RI Prabowo Subianto ini ternyata menyadari hal tersebut. Namun menurutnya, hal ini tak menyurutkan niatnya untuk terus melakukan kampanye online.

"Jadi konten itu adalah key (kunci). Selama konten kita membawa satu pesan yang membangun optimisme, bicara hal positif, bicara hal yang berpotensi memecah belah, tentunya kita bisa jaga dari segi efektivitasnya," paparnya.

"Pasti ada yang nyinyir. Rasullulah saja, manusia paling sempurna saja ada haters-nya juga, apalagi saya siapa sih, saya hanya butiran debu," sebutnya.

Apalagi, lanjut Sandi, berdasarkan survei intetnal tim pemenangan Prabowo-Sandi, kampanye melalaui media sosial ini berdampak pada meningkatnya dukungan mastarakat terhadap pasangan nomor urut 02 ini.

Sandi melanjutkan, kampanye melalui media sosial juga bertujuan untuk mengubah citra seorang politisi yang tak terjangkau oleh masyarakat.

"Kan biasanya politisi itu kaku, enggak terjangkau. Dan saya lakukan itu dengan spontan. Ada yang dapat tanggapan positif, ada yang biasa saja. Kami ingin bangun narasi yang nyambung sama elektoral, apa yang mereka inginkan sebagai bagian dari solusi di Indonesia," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/27/18382601/cerita-sandiaga-uno-soal-kampanye-online-yang-pahe-dan-murmer

Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke