Ia mengatakan, awalnya hanya melihat sebuah benda berwarna oranye terendam lumpur pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Kemudian Ia coba menempelkan alat pendeteksi black box pada benda itu untuk memastikan benda tersebut adalah kotak hitam pesawat Lion Air yang jatuh.
"Warnanya kan oranye, saya coba yakinkan lagi ini benar black box atau bukan. Saya coba tempelkan lagi alatnya yang dipinjamkan pada saya, lalu bunyinya sama. Jadi saya yakin kalau itu black box," ungkap Hendra saat ditemui di Kapal Baruna Jaya di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis.
Hendra mengungkapkan Ia mengalami beberapa kendala saat mencari kotak hitam itu, di antaranya kondisi perairan yang berlumpur dan serpihan-serpihan badan pesawat yang berserakkan.
"Alat itu mendorong kami ke tempat serpihan pesawat. Saya sempat putus asa karena saya lihatnya hanya serpihan, bukan black box. Arus di dasar juga sangat kencang," kata Hendra.
Walaupun sempat merasa putus asa, Hendra bersama timnya tetap melanjutkan pencarian dengan cara mengikatkan tali pada alat pendeteksi.
"Kami sempat mau nyerah saat mengikuti frekuensi dari alat itu karena lihatnya serpihan saja. Tapi kami tetap menyelam sampai akhirnya saya melihat benda itu. Saat pertama kali ditemukan, kondisinya masih utuh. Hanya terendam lumpur," lanjut Hendra.
Nantinya, black box ini akan diteliti lebih lanjut oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui pasti apa yang menyebabkan pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan pada Senin (29/11/2018).
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/01/18265131/cerita-penyelam-tni-al-yang-temukan-black-box-jt-610