Pantauan Kompas.com pada Senin (19/11/2018), rumah-rumah tersebut merupakan rumah semipermanen bertingkat yang bahan materialnya didominasi oleh kayu dan tripleks.
Tiang-tiang penyangga rumah tersebut pun terbuat dari kayu. Namun, tiang-tiang itu nampaknya masih kuat menahan beban rumah yang sudah ditinggal oleh para penghuninya.
"Sebatas miring saja, enggak sampai ambruk karena dia mengikuti tanahnya. Tanahnya turun, rumahnya ikut turun," kata Camat Pademangan Mumu Mujtahid, di lokasi.
Kira-kira kemiringan rumah tersebut mencapai 15 derajat. Bagian belakang rumah pun sudah tidak lagi menempel dengan dinding.
Sementara itu, permukaan tanah yang dicor beton tampak terbenam ke dalam karena tidak kuat menahan beban rumah yang miring.
Pejalan kaki pun mesti berhati-hati saat melintas supaya tidak salah berpijak yang dapat menyebabkan permukaan tanah semakin ambrol.
Meski begitu, kondisi rumah di tepian kali yang hampir roboh itu tidak menganggu pengerjaan proyek turap yang ditengarai menjadi penyebab amblesnya tanah.
Satu unit alat berat backhoe serta belasan petugas Dinas Sumber Daya Air tampak tetap bekerja seperti biasa.
Akibat amblesnya rumah-rumah tersebut, enam kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tenda yang didirikan tak jauh dari lokasi amblesnya rumah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/19/15393491/penampakan-rumah-yang-ambles-di-pademangan