Salin Artikel

Ketika Rumah Warga di Pademangan Miring akibat Tanah yang Ambles

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ada enam kepala keluarga yang harus mengungsi akibat kejadian itu.

"Laporan dari Camat Pademangan, ada enam KK yang diungsikan dan dibuatkan tempat tinggal sementara," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (19/11/2018).

Camat Pademangan Mumu Mujtahid menyebutkan, amblesnya tanah sudah dimulai sejak Sabtu (17/11/2018).

Namun, rumah warga miring dan hampir roboh sehari setelahnya. Ia menyebut, kejadian itu sudah muncul dalam beberapa pekan terakhir.

"Sabtu itu sudah terasa ada retakan, amblesnya Minggu pagi. Ini rangkaian sebenarnya karena tanah di situ kan memang labil, kanan-kiri itu sudah pernah retak," kata Mumu.

Mumu mengatakan, pada akhir Oktober ada bagian bantaran yang longsor tak jauh dari lokasi tanah yang ambles.

Saat itu, petugas Dinas Sumber Daya Air langsung membangun turap untuk memperbaiki bagian bantaran yang longsor.

Tak lama kemudian, longsor kembali terjadi mrobohkan pohon besar yang berada di tepian sungai.

Kejadian amblesnya tanah yang menyebabkan rumah warga miring sejak Sabtu lalu seolah menjadi puncak dari kejadian-kejadian sebelumnya.

Mumu mencatat, sudah ada empat kejadian tanah ambles dan longsor di area tersebut sejak hujan Oktober lalu.

Pantauan Kompas.com, rumah-rumah warga itu tampak miring kira-kira 15 derajat. Hanya ada beberapa tiang kayu yang menopang beban dari rumah-rumah dua lantai tersebut.

Beruntung, warga sempat menyelamatkan diri dan mengungsi sebelum rumah-rumah tersebut miring sehingga tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian itu.

Sementara itu, pengerjaan turap oleh Dinas Sumber Daya Air tampak masih dilanjutkan.

Sebuah alat berat berjenis backhoe dan belasan pekerja terlihat masih bertugas pada Senin siang.

Anies menambahkan, kejadian tersebut menjadi evaluasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengerjakan mengeruk sungai dan kali di Jakarta.

Menurut dia, pondasi dinding turap di sungai-sungai di Jakarta tidak cukup dalam.

"Konsekuensinya, ketika mengeruk hanya bisa dilakukan di bagian tengah. Begitu mengeruknya agak ke pinggir, potensi longsor menjadi tinggi. Di sisi lain, ketika dilakukan pengerukan hanya di tengah, efektivitasnya menurun," kata Anies.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara Santo mengatakan, tanah amblas itu terjadi karena pengerukan kali yang terlalu pinggir.

Mumu menambahkan, kondisi tanah di sana memang sudah labil sehingga rawan amblas. Hingga Senin sore, sejumlah warga masih bertahan di tenda pengungsian.

Ia pun belum bisa memastikan hingga kapan warga tinggal di pengungsian karena kondisi rumah yang miring membahayakan mereka.

"Kalau rumah, saya mesti ngobrol lagi di tingkat kota, apakah bisa bantu perbaiki rumah mereka atau bagaimana saya belum dapat keputusan," ujar Mumu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/20/08370901/ketika-rumah-warga-di-pademangan-miring-akibat-tanah-yang-ambles

Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke