Salin Artikel

"Kami Mau Lihat Dia yang Tak Punya Hati Nurani, Tega Bunuh Saudaranya"

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kakak korban, Intan Sitanggang nampak menunggu proses rekonstruksi dimulai.

Intan hanya diperbolehkan menyaksikan proses rekonstruksi di luar area tempat kejadian perkara (TKP), di Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Intan berbaur dengan warga lainnya yang ingin menonton proses rekonstruksi tersebut.

Intan dan warga nampak sudah memadati lokasi sejak pukul 07.00.

Sedianya rekonstruksi dimulai pukul 09.30. Namun, hingga pukul 11.15, proses rekonstruksi belum juga dimulai.

Intan nampak sesekali berteriak histeris meminta pelaku pembunuhan, Haris Simamora dihukum mati.

"Pak Jokowi... Pak Jokowi... Tolong dihukum mati si Haris itu, Pak Jokowi tolong," kata Intan berteriak histeris, Rabu. 

Intan datang dengan sejumlah anggota keluarga lainnya.

Ketika petugas lewat, dia selalu menumpahkan kekesalannya kepada pelaku yang tega membunuh saudaranya sendiri.

"Kita mau lihat wajahnya, Pak Polisi. Kami tidak akan apa-apakan dia, kami cuma mau lihat dia yang tidak punya hati nurani, seperti binatang yang tega bunuh saudaranya sendiri," ujar Intan.

Nampak dari raut wajah Intan dan anggota keluarga lainnya terpukul dengan tewasnya keluarga Diperum.

Proses rekonstruksi akan dilakukan di kontrakan dan rumah korban keluarga Diperum Nainggolan.

Rekonstruksi dilanjutkan di tempat pembuangan barang bukti linggis di Kalimalang, Tegal Danas, Kabupaten Bekasi. 

Setelah itu, rekonstruksi dilanjutkan di kontrakan Haris, di Pasir Limus, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Rekonstruksi juga akan dilakukan di kontrakan tempat Haris menitipkan barang bukti mobil Nissan X-Trail berpelat nomor B 1075 UOG milik keluarga korban di Kampung Rawa Lintah RT 001, RW 002, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Kemudian rekonstruksi juga akan dilaksanakan di Terminal Kali Jaya Cikarang, tempat tersangka melarikan diri ke Garut, Jawa Barat.

Rekontsruksi akan dilaksanakan hingga Kamis (22/11/2018), di lokasi penangkapan tersangka di pendakian Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.

Sebelumnya diberitakan, Diperum Nainggolan (38) ditemukan tewas bersama istrinya, Maya Boru Ambarita (37) serta kedua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Mereka dibunuh Haris Simamora pada Selasa (13/11/2018) dini hari.

Haris yang merupakan keponakan Maya ini tega membunuh keluarga Diperum lantaran sakit hati sering dihina dan diperlakukan kasar.

Haris berhasil ditangkap pihak kepolisian pada Rabu (14/11/2018) saat hendak mendaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.

Kini Haris telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Metro Jaya. Haris dikenakan pasal berlapis pembunuhan berencana dan pencurian dengan ancaman hukuman mati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/21/12570581/kami-mau-lihat-dia-yang-tak-punya-hati-nurani-tega-bunuh-saudaranya

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke