Padahal, revitalisasi menyeluruh diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir di wilayah Jakarta Timur.
"Cukup banyak (saluran drainase) sebenarnya di timur, kami kewalahan juga," ujar Mustajab saat dihubungi, Selasa (4/12/2018).
Salah satu alasannya karena sumber daya manusia (SDM) yang merencanakan revitalisasi saluran drainase minim. Anggaran untuk melakukan revitalisasi juga tidak cukup.
"SDM kita itu dari perencananya sangat kurang. PNS kita itu kurang, kan 5 tahun terakhir ini tidak ada perekrutan PNS. Kemudian anggaran juga," kata dia.
Baru 30 persen dari total 893.000 meter saluran drainase di Jakarta Timur yang sudah direvitalisasi. Sementara saluran yang dibersihkan sudah mencapai 60 persen.
Akibat revitalisasi saluran drainase yang belum maksimal, pihaknya memerlukan waktu lebih lama untuk menyurutkan genangan atau banjir pada musim hujan ini, seperti banjir di Rawa Terate, Cakung, Senin (3/12/2018).
"(Banjir) Rawa Terate itu 4-5 jam baru surut ya. Terlalu lama. Kalau Pak Kadis mintanya ke kita maksimal 3 jam," ucap Mustajab.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan genangan, pihaknya menyiagakan karung pasir dan pompa mobile.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/04/16104771/kasudin-sda-jaktim-mengaku-kewalahan-revitalisasi-saluran-drainase