Warga memasang spanduk larangan dengan tulisan, "Mohon maaf, untuk keamanan dan kenyamanan, buat sementara waktu truk proyek tol dilarang memasuki Komplek BNI".
Ketua RT 004/RW 013, Sapto mengatakan, larangan truk melintas telah dilakukan sejak tiga pekan lalu. Truk yang membawa galian tanah telah mengancurkan jalan kompleks yang terbuat dari konblok.
"Awalnya bagus, tapi pas dilewati truk itu karena gede-gede, berat, jadi jalannya gleor-gleor (rusak). Terus akhirnya dipanggil orangnya, ini jalan sudah rusak parah, mau diapain?" ujar Sapto, di Kompleks Bukit Nusa Indah, Senin (17/12/2018).
Sapto mengatakan, truk mulai melintasi kawasan tersebut November lalu. Kompleks tersebut dijadikan perlintasan karena jarak tempuh truk untuk membawa bahan galian tanah dan material proyek dari kawasan Ciputat menuju Ciater menjadi lebih dekat.
Sapto mengatakan, setelah truk tak diperbolehkan melintas, penanggung jawab Tol Serpong-Cinere akhirnya memperbaiki jalan yang rusak. Saat ini, jalan sepanjang satu kilometer itu tengah diperbaiki.
Saat perbaikan, satu jalur jalan dari arah Ciputat menuju Ciater ditutup sementara. Truk kini harus memutar melintasi Jalan Ciater dari Jalan Ciputat untuk bisa sampai ke lokasi proyek
Macet
Penutupan satu ruas jalan itu berdampak pada kepadatan lalu lintas. Sapto tidak pernah melihat ada petugas Dinas Perhubungan Tangerang Selatan yang membantu mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan itu. Ia mengatakan, warga telah meminta penanggung jawab tol menyelesaikan perbaikan jalan sebelum 25 Desember.
"Ini rencananya sebelum Natal harus dibuka," ujar Sapto.
Jalan yang terbuat dari konblok itu tampak tenggelam karena tak kuat menahan beban truk.
Kompas.com telah berusaha mengontak Project Manager Proyek Tol Serpong-Cinere dari PT Waskita, Kwatantra, tetapi belum ditanggapi.
.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/18/07011481/warga-larang-truk-proyek-tol-serpong-cinere-lintasi-perumahan