Kanit Reskrim Polsek Kepulauan Seribu Utara Ipda Dicky Aridiansyah mengatakan, kelimanya dapat selamat karena berpegangan pada barang-barang yang terapung di atas permukaan laut.
"Mereka ngapung, pegangan sama benda-benda yang ngapung dari kapal mereka, kayak bambu, mungkin ada jerigen minyak," kata Dicky kepada wartawan, Kamis (3/1/2019).
Dicky mengatakan, kelima korban berhasil menyelamatkan diri dari kapal mereka yang karam pada Senin (31/12/2018) tengah malam.
Kelimanya baru ditemukan oleh nelayan yang sedang melintas pada Selasa (1/1/2019) siang sekira pukul 10.00 WIB. Saat ditemukan, mereka tampak mengalami luka lecet.
"Dari jam 12 sampai jam 10 itu mereka kan terombang-ambing terbawa arus mereka lecet-lecet banyak. Kita sudah beri pengobatan ke puskesmas," ujar Dicky.
Saat ini, kelimanya sudah dinyatakan fit dan dipulangkan ke perusahaannya.
Polisi masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Lampung untuk mencari tujuh awak kapal lainnya yang belum ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, Kapal Budi Berkat yang mengangkut 12 nelayan pencari cumi karam di perairan Tulang Bawang, Lampung, pada Senin tengah malam akibat dihantam gelombang tinggi.
Lima orang ditemukan selamat di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa siang setelah hanyut dan terombang-ambing selama 10 jam.
Lima orang tersebut kemudian dievakuasi ke Puskesmas Pulau Kelapa untuk dirawat.
Nama lima orang awak yang selamat yakni Hafis Al Ahad, Jenal, Ridwan, Putra, dan Warisin.
Sementara itu, ada tujuh awak lainnya yang belum ditemukan yaitu Dede, Faisal, Slamet, Yani, Dori, Roni, Udin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/03/20544951/nelayan-korban-kapal-karam-yang-selamat-terombang-ambing-10-jam-di-laut