Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Jakarta Utara Lambas Sigalingging menyebut, warna air lebih jernih setelah ditanami eceng gondok.
"Secara kasat mata kami juga bisa lihat awal air ini dengan kami lihat di sana ada perubahan yang sangat signifikan, lebih jernih," kata Lambas kepada wartawan, Senin (7/1/2019).
Pengamatan Kompas.com, warna air di saluran itu memang lebih jernih dan terang bila dibanding Desember lalu.
Kendati demikian, bau tidak sedap masih sesekali muncul dari lumut yang mengapung di permukaan air.
"Lumut itu enggak ada kaitannya dengan eceng gondok. Di kali-kali manapun di Jakarta yang cuaca panas, terik matahari seperti ini dia naik," ujar Lambas.
Lambas menyebut, bau tidak sedap yang muncul pun sudah tidak sebanyak pada Desember lalu.
Kendati demikian, penampilan fisik kali tersebut tidak menjamin kualitas air di situ sudah lebih baik.
Hari ini, UPK Badan Air Jakarta Utara bersama Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta mengambil sampel air dari Kali Inlet 3 untuk menguji kualitas airnya setelah ditanami eceng gondok.
Hasil uji lab rencananya dapat keluar dalam waktu satu pekan. Pengambilan sampel air hari ini merupakan pengambilan sampel pertama setelah eceng gondok ditanam pada Desember 2018.
Rencananya, pemerintah akan mengambil sampel air sebanyak tiga kali sebelum memutuskan kelanjutan penanaman eceng gondok di kali-kali lainnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/07/13412821/air-yang-ditanami-eceng-gondok-disebut-lebih-bersih-tapi-masih-bau