Salin Artikel

Butuh Waktu Sebulan utuk Mengangkut Sampah dari Kali Pisang Batu

Air kali tampak hitam pekat serta berbau tak sedap. Sampah-sampah itu memenuhi permukaan kali sepanjang sekitar 1,5 kilometer.

Dua alat berat dan puluhan truk telah dikerahkan untuk mengangkut sampah tersebut sejak Sabtu (5/1/2019) lalu.

Kepala Desa Pahlawan Setia Zainal Abidin mengatakan, dua alat berat itu masih kurang untuk mempercepat proses pengangkutan sampah.

"Alatnya kurang juga, ini juga enggak maksimal, kami maunya yang amphibi yang bisa jalan di air jadi bisa maksimal pengangkutannya," kata Zainal, Senin kemarin.

Menurut Zainal, dengan hanya dua alat berat, pengangkutan sampah itu butuh waktu sebulan.

"Ini kalau kami lihat dari tumpukan sampah begini, enggak cukup seminggu atau dua minggu, kemungkinan sebulan bisa," kata Zainal.

Dia mengemukakan, jika jumlah alat berat ditambah dengan dikombinasi alat berat amphibi, proses pengangkutan sampah bisa lebih cepat.

700 ton dalam 3 hari

Sejak mulai diangkut Sabtu lalu, sampah yang telah terangkut sudah sekitar 100 truk. Zainal menjelaskan, satu truk berkapasitas tujuh ton sampah. Dengan demikian, sekitar 700 ton sampah sudah terangkut dalam tiga hari terakhir.

"Dari Sabtu kemarin mungkin sekitar 100 truk ada sudah mengangkut sampah. Sampah ini ada setelah normalisasi Desember lalu. Jadi saat normalisasi, lumpur dikeruk baru ada sampah kiriman ini," ujar Zainal.

Jumlah tersebut masih akan terus bertambah. Senin siang kemarin, lautan sampah masih terlihat walaupun sampah sudah dikeruk selama tiga hari.

Sampah dari Kota Bekasi

Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dodi mengatakan, lautan sampah tersebut diduga berasal dari aliran kali di Kota Bekasi yang sedang dinormalisasi. Warga yang ditinggal di bantaran kali juga diduga telah membuang sampah ke kali.

"Itu kan sebagian limpasan dari Kota Bekasi karena di kota sedang ada normalisasi kali jadi terdorong ke kali kita semua. Jadi indikasi awal sebagian dari sana kota dan juga masyarakat yang pada buang di kali," ujar Dodi.

Zainal mengakui sampah di Kali Pisang Batu juga berasal dari warga sekitar kali. Namun menurut pengamatan dia, sebagian besar sampah berasal dari aliran Kali Bekasi di Kota Bekasi.

"Jadi memang kalau melihat dari kasat mata (sampah) ini tentu bukan hanya dari masyarakat kabupaten saja. Karena hulunya ada di Kota Bekasi dan hilirnya ada di Kabupaten Bekasi. Sampah sebanyak ini enggak mungkin dari warga kami doang," ujar Zainal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/08/10340911/butuh-waktu-sebulan-utuk-mengangkut-sampah-dari-kali-pisang-batu

Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke