Seorang korban, Ujang (39) menceritakan, kebakaran terjadi saat ia sedang terlelap tidur.
Ia baru menyadari permukiman tempat tinggalnya terbakar sekitar pukul 02.00.
"Saya langsung bangun pas dengar pada teriak-teriak ribut (dan) langsung lari ke depan," kata Ujang kepada Kompas.com di Tomang, Jakarta Barat, Senin.
Saat ditemui, Ujang sedang menyelamatkan sisa barang dagangannya, seperti air minum dalam kemasan.
Ia memasukkan satu per satu minuman tersebut ke dalam plastik hitam dibantu dua orang temannya.
Ia juga menyelamatkan kulkasnya yang sudah tidak berpintu. Sementara barang-barang lainnya sudah hangus terbakar.
Ia mengaku sudah mengontrak selama 15 tahun di tempat tinggalnya tersebut.
Ia membuka warung bahan pokok di lantai satu, sedangkan lantai dua menjadi tempat tinggalnyanya.
Di bangunan tersebut, ia menyimpan sejumlah alat-alat elektronik miliknya dan tempat usahanya. Namun, sayang tak ada yang bisa diselamatkan karena ia mendahulukan menyelamatkan diri.
"(Barang-barang) enggak ada yang selamat. Kasur juga, kipas, (dan) kulkas," ujarnya.
Ujang belum mengetahui akan tinggal dimana setelah rumah kontrakannya terbakar. Sementara ini, ia menumpang istirahat di rumah kerabatnya.
"Paling numpang di rumah teman dulu, kalau enggak pulang ke Garut," kata Ujang.
Kebakaran di kawasan tersebut terjadi sekitar pukul 02.59 dan api berhasil dipadamkan pada pukul 09.33.
Dari data yang dihimpun Suku Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Jakarta Barat, sebanyak 289 KK dengan 1.190 jiwa menjadi korban.
Adapun bangunan yang terbakar sebanyak 166 hunian tinggal sekaligus usaha dari RW 011, RW 014, dan RW 015.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/21/12211761/korban-kebakaran-tomang-selamatkan-sisa-harta-benda