Cuaca yang panas hari ini tak membuat semangatnya berhenti untuk menjajakan barang dagangannya tersebut.
Saat ditemui Kompas.com, Anton (74) tampak sedang beristirahat di bawah pohon rindang sambil mengipas-ngipas topinya ke bagian tubuhnya yang penuh keringat.
Gerobak yang berisi gas elpiji tiga kilogram dan sayur-sayuran ia parkirkan di samping pohon rambutan.
Sambil bersandar di pohon, Anton menceritakan perjalanannya berjualan seharian tadi.
“Saya dari pagi sudah keliling ke Jalan Merdeka, Margonda, Juanda, baru ke sini (Depok Timur),” ucap Anton.
Ia bersyukur selama berkeliling sekitar lima jam, dagangannya sudah dua yang terjual.
“Nih alhamdulillah keluar tadi pukul 06.30 WIB sampai sekarang pukul 13.00 WIB sudah ada dua orang yang beli,” ujar Anton dengan suara pelan.
Ia membeli gas dari pemasok gas yang jualannya tidak jauh dari rumahnya. Sementara, sayur-sayuran tersebut ia dapatkan dari kebun di dekat rumahnya.
“Saya jual sayurnya Rp 2.500 nih daun pisang dan sayur kangkung. Kalau gas saya jual Rp 21.000, saya beli Rp 16.000 dari pemasoknya,” ujar Anton.
Alasan bekerja
Anton mengatakan, dirinya sudah dua tahun melakoni aktivitas sebagai penjual gas dan sayur keliling.
Ia mengatakan, kegiatannya tersebut semata-mata untuk berolahraga dan mencari uang tambahan untuk kehidupan sehari-hari.
Anton saat ini tinggal hanya dengan istrinya.
Ia mempunyai enam anak yang sudah memiliki rumah tangganya masing-masing. Ia juga memiliki tiga cucu perempuan.
Anton tinggal bersama istrinya di kawasan Jembatan Panus.
Dia mengungkapkan, aktivitas berjualan keliling tersebut ia lakukan dengan senang hati tanpa pernah mengeluh.
Anton bercerita hal yang membuatnya selalu bersyukur, bahwa ia sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan kekuatan.
“Saya mah kuat, Mbak, sudah berjalan jauh juga enggak haus-haus saya mah. Saya cuma minum doang,” ujar Anton.
Ia mengatakan, dirinya harus bekerja karena tak mau merepotkan anak-anaknya. Anton ingin bekerja mandiri untuk menyambung kehidupannya.
“Ya daripada minta sama anak yang sudah punya kehidupan keluarga sendiri, Mbak. Kalau untuk makan mah mending cari tambahan sendiri. Ya itung-itung olahraga saya mah,” ucap Anton.
Anton hanya berharap dapat melakukan kebaikan di usianya yang sudah tua tersebut.
“Ya apalah yang dicari kalau sudah tua mah, saya mah cuma bisa berserah diri saja,” ujar Anton.
Melihat anak-anaknya sudah berumah tangga dan memiliki cucu yang lucu, ia pun mengaku sudah bahagia.
“Saya mah bermain sama cucu saja sudah senang, uang hasil jualan kadang suka saya kasih jajan buat cucu,” ucap Anton.
Anton berharap keluarganya selalu diberi kesehatan dan selalu akur.
“Saya mah hanya berharap keluarga saya bahagia selalu, sama adik kakak akur-akur semua,” tutur Anton.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/08/16162641/kisah-anton-74-tahun-jadi-penjual-keliling-karena-tak-mau-bebani-anak