Meski demikian, pembangunan waduk yang berlokasi di Jalan Bungur, Kampung Rambutan, Jakarta Timur ini molor lantaran beberapa kendala, salah satunya pembebasan lahan.
"Dari tahun 2018 awal sudah mulai mengerjakan, cuma kami persiapan karena ada beberapa lahan yang belum bebas. Tahun ini sudah selesai dibebaskan dan siap untuk dibangun kembali," ujar Andika saat dihubungi, Rabu (13/2/2019).
Selain itu, kendala lainnya yakni masalah tanah merah yang ada di tempat tersebut.
Ia mengaku, pihaknya kesulitan mencari tempat pembuangan tanah merah setelah dikeruk.
"Masalah tanah merahnya itu untuk membuang sangat jauh ke Jakarta Utara, karena itu bentuknya bukan asal buang. Tanah merah mengandung nilai sudah diwanti-wanti para auditor, baik BPK maupun teman-teman kejaksaan bahwa ini tidak boleh (dibuang) keluar kecuali instansi atau siapa pun yang membutuhkan," kata dia.
Namun, kini tanah tersebut sudah bisa dikeruk kembali dan ditampung oleh Dinas Kehutanan. Untuk itu, pembangunan sudah bisa dilanjutkan kembali.
"Ini kami akhirnya dapat dari teman-teman kehutanan, jadi dia butuh untuk peninggian makam-makam TPU sama di kebun bibit," ucapnya.
Adapun pengerjaan waduk Kampung Rambutan di RT 017/006, Jalan Bungur, Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, hingga kini masih terus berjalan.
Pantauan Kompas.com di lokasi, terlihat aktivitas pengerjaan dengan alat berat di kawasan lahan kosong tersebut.
Beberapa alat berat seperti ekskavator berwarna kuning dan biru terparkir di atas gundukan tanah. Sejumlah pekerja terlihat berlalu lalang di lokasi seluas 10 hektar itu.
Saat ini, gundukan tanah merah yang sedang dalam proses pengerjaan tersebut banyak ditumbuhi rumput dan ilalang.
Meski demikian, penampakan waduk sudah mulai terlihat dengan adanya galian di tengah lahan tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/13/22125771/pembebasan-lahan-penyebab-molornya-pembangunan-waduk-kampung-rambutan