Salin Artikel

Bangkai Kapal di Muara Baru Terendam Air, Penyelidikan Penyebab Kebakaran Jadi Sulit

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi telah memeriksa 18 saksi, termasuk anak buah kapal (ABK), ABK yang melakukan pengelesan, regulator kapal, staf dari Syahbandar, dan pemilik kapal.

Penyidik Polda Metro Jaya dibantu tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui penyebab kebakaran.

Argo menyebutkan, pihaknya mengalami kesulitan melakukan olah TKP lantaran kapal-kapal itu tergenang air. Karena itu, penyidik memutuskan untuk mengangkat kapal-kapal tersebut.

"Ada genangan air di kapal. Kemarin sudah upaya dikuras dengan pompa (mesin pompa) tapi airnya tidak kering. Jadi, hari ini kapal diangkat di dok (pelabuhan) sehingga nanti air bisa terkuras habis," kata Argo, Senin kemarin.

Tim penyidik akan memeriksa penyebab awal percikan api setelah air berhasil terkuras habis.

Berdasarkan keterangan saksi, percikan api pertama kali muncul setelah salah satu ABK melakukan pengelasan di kamar mesin salah satu kapal yang terbakar itu.

"Bahwa sesuai dengan keterangan saksi yang melakukan pengelasan bahwa itu dilakukan di dasar kapal. Makanya hari ini kami angkat kapal dan kami cek. Sekarang ini masih dalam proses (mengetahui penyebab kebakaran)," ujar Argo.

10 Kapal Tercatat Ilegal

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut, sepuluh dari 34 unit kapal yang terbakar tak terdaftar alias ilegal.

"Kami melihat kapal yang terbakar banyak yang tidak terdaftar di sana-sini (instansi terkait). 10 kapal tidak terdaftar, modus kapal asing juga seperti itu," kata Susi dalam pernyataan resminya.

Susi mengungkapkan, tidak terdaftarnya kapal-kapal tersebut karena pemilik kapal tak mau mengikuti aturan yang ada. Sama halnya dengan kapal penangkap ikan ilegal domestik maupun asing.

Karena itu, pihaknya menunggu hasil penyelidikan terkait penyebab kebakaran yang menghanguskan kapal di Pelabuhan Muara Baru.

Susi menyakini kebakaran kapal itu terjadi karena ada pelanggaran dan praktik tak benar di lokasi kejadian. Sebab, ada oknum pemilik kapal melakukan perbaikan kapal atau docking di lokasi, padahal dilarang.

"Cuma karena ada angin, (api) bergerak ke sana ke mari, kalau dilihat dari awal kebakaran itu di tengah kan kapal yang sedang melakukan perbaikan," kata Susi.

"Saya sudah lama peringatkan tidak boleh pelabuhan dipakai untuk reparasi, pembangunan kapal di pelabuhan ikan itu. Kalau mau pembangunan ke galangan kapal. Ini persoalan sama (dengan di Teluk) Benoa juga, orang bikin kapal di tempat orang bongkar ikan. Tidak bisa begitu," kata Susi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/26/09351981/bangkai-kapal-di-muara-baru-terendam-air-penyelidikan-penyebab-kebakaran

Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke