Salin Artikel

Kisah Pedagang Korban Kebakaran Pasar Blok A, Sepi Pembeli hingga Batal Relokasi

Jalan selebar satu kendaraan roda empat ini disulap menjadi pasar sementara.

Jalanan becek dan tenda seadanya merupakan pemandangan yang harus dinikmati para pedagang sembari mengais rezeki di sana.

Tidak ada pilihan bagi para pedagang ini. Mereka mau tidak mau berdagang di sana pasca-terbakarnya pasar penampungan Blok A pada Rabu (6/3/2019) lalu. 

Dari mulai pedagang daging, sayur, sembako, ikan, ayam potong, perabot rumah tangga, kelapa parut, sampai buah-buahan menghiasi jalanan sempit yang hanya sepanjang kurang lebih 90 meter ini.

Asih adalah satu dari puluhan pedagang yang menjajakan barang dagangannya di sana.

Hanya keluhan yang ia ceritakan saat berbincang dengan Kompas.com ketika ditemui di lokasi, Kamis (14/3/2019).

"Nih, Mas saya baru dapat segini, Mas," kata Asih sambil menunjukkan segenggam uang pecahan Rp 50.000 bercampur Rp 5.000-an.

Asih mengaku, hanya sekitar Rp 300.000-an yang ia dapat hari ini.

Cabai dagangannya pun sudah tidak laku. Sebanyak dua tampah berisi cabai rawit nampak masih menumpuk. 

"Ini cabai tiga kilogram sudah tiga hari masih belum habis juga. Di sini sepi enggak ada yang beli," katanya sambil menepuk-nepuk tumpukan cabai itu.

Perempuan paruh baya ini juga mengalami kerugian akibat kebakaran tempo hari. Lima kios miliknya harus rata dengan tanah karena dilalap si jago merah.

Namun tidak besar harapannya untuk mendapatkan ganti rugi seperti yang dijanjikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, beberapa waktu lalu.

Dia hanya mau kembali berdagang di Pasar Blok A utama, seperti dahulu kala.

"Saya penginnya balik lagi ke Pasar Blok A. Dulu saya bisa dapat Rp 4 sampai 5 juta kalau jualan di pasar. Sekarang jauh banget," terangnya.

Tak hanya Asih yang punya keluh kesah. Tidak jauh dari tempat Asih berjualan, terlihat sesosok pria paruh baya duduk lesu di bangku kayu kecil.


Pria berbaju kuning ini bernama Aan Basri, penjual daging yang direlokasi karena pasar yang terbakar.

Sama seperti pedagang yang lain, keluhannya juga sama, yakni sepi pengunjung yang mengakibatkan dagangannya tidak laku.

"Ya sejauh ini keuntungan nol," katanya.

Masih dengan posisi duduk sembari memantau dagangannya, ia juga mendengar kabar penolakan direlokasi ke los D yang persis berada di seberang proyek pembangunan Pasar Blok A.

Warga los D menolak kehadiran mereka karena para pedagang ini dianggap mengganggu.

"Kalau pihak warga situ sih menolak. Ya wajar lah, itu mungkin karena bau kali ya. Kan pedagang-pedagang bau ikan. Mungkin mereka enggak nyaman," ucapnya dengan nada sedikit rendah.

Basri mengungkapkan, dia dan pedagang lain sebenarnya berharap bisa direlokasi ke los D untuk berjualan. 

"Ya mungkin karena itu kan tempat tinggal kalangan atas ya. Jadi kami maklum saja kalau enggak diterima di sana," ucapnya.

Sambil sesekali melihat-lihat calon pembeli yang lalu-lalang di depannya, Basri menyampaikan apa yang menjadi harapannya.

"Kami hanya berharap ini pembangunan pasar bisa cepat selesai. Cuma ini pencaharian kami," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Koperasi Pasar Blok A Ngadiran mengatakan, rencana relokasi pedagang Pasar Blok A di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ke los D dibatalkan.

Pasalnya, banyak warga yang tinggal di sekitaran los D menolak dibangunnya tempat sementara Pasar Blok A.

Penolakan tersebut terjadi saat pihaknya melakukan penjajakan di lokasi los D.

"Jadi begini, kami sudah penjajakan dan pendekatan ke lingkungan. Ternyata warga setempat keberatan," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (13/3/2019).

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/14/15435481/kisah-pedagang-korban-kebakaran-pasar-blok-a-sepi-pembeli-hingga-batal

Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke