Ada harapan dari Novel kepada Presiden Joko Widodo terkait kasusnya. Harapan itu ia ungkapkan saat ditemui wartawan di kediamannya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (11/4/2019).
"Tentunya Pak Jokowi sebagai pemimpin kita, saya berharap membukakan jalan bagi upaya penegakan kebenaran dan keadilan yang menemui jalan buntu ini," ujar Novel yang mengenakan topi untuk mengurangi paparan sinar matahari pada matanya.
Novel berharap Jokowi membentuk tim pencari fakta sebab ia merasa kepolisian tidak bersungguh-sungguh menuntaskan kasusnya.
"Maka saya dan kawan-kawan (KPK) mendesak Bapak Presiden untuk membentuk tim gabungan pencari fakta karena realitasnya penegak hukum atau Pak Kapolri tidak dengan sungguh-sungguh mengungkap," ujar Novel.
Novel juga meminta agar anggota KPK harus dilindungi oleh negara. Menurut dia, KPK mengerjakan tugas negara memberantas korupsi, bukan mengerjakan kerjaan pribadi.
"Jadi dukungan dalam pemberantasan korupsi adalah jika penegak hukum atau yang melakukan pekerjaan-pekerjaan (pemberantasan) korupsi diganggu, diteror, haruslah dihentikan," kata Novel sebelum beranjak dari kediamannya menuju kantor KPK.
Pada 11 April 2017, setelah menjalankan ibadah shalat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Novel disiram air keras oleh dua pria yang menggunakan sepeda motor.
Setelah itu Novel sempat menjalani pengobatan di Singapura selama 10 bulan untuk memulihkan penglihatannya.
Kapolri Jendral (Pol) Tito Karnavian juga sudah membentuk tim khusus untuk menangani kasus Novel, menyebar sketsa penyerang, dan menemukan saksi kunci penyerangan tersebut.
Namun, hingga kini belum terungkap siapa pelaku penyerangan dua tahun silam itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/11/10323111/novel-baswedan-saya-minta-pak-presiden-bentuk-tim-pencari-fakta