Penumpukan penumpang itu terjadi akibat dari keterlambatan sejumlah perjalanan KRL jalur Bekasi-Jakarta Kota imbas dari pergantian jalur menyusul beroperasinya jalur double-double track.
Pantauan Kompas.com di Stasiun Bekasi pukul 09.00 WIB, nampak area peron dipenuhi penumpang yang hendak menaiki KRL
Widya, warga Bekasi Timur mengeluhkan keterlambatan KRL. Menurut dia, seharusnya pengoperasian jalur double-double track bisa dilakukan pada akhir pekan, tidak pada hari kerja biasa seperti saat ini.
Sebab, hal itu membuat sejumlah warga yang bekerja harus telat ke kantornya masing-masing.
"Kalau belum siap jangan ditest hari biasa, ini jadi banyak yang telat. Dicoba di hari Sabtu atau Minggu, orang-orang libur," kata Widya di Stasiun Bekasi, Jumat.
Hal senada dikatakan Herman, warga Bekasi Timur. Menurut dia, pengoperasian jalur double-double track terkesan belum siap karena tidak bisa mengantisipasi antrean KRL imbas dari pengoperasian jalur tersebut. Akibatnya penumpukan penumpang pun terjadi di Stasiun Bekasi.
"Orang-orang berdiri lama, kalau belum siap ngapain dibuka jalurnya. Kalau sudah begini, kegiatan orang jadi terhambat," ujar Herman.
Sementara itu, VP Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menuturkan, saat ini pihaknya tengah mengurai antrean kereta yang menumpuk sejak malam.
"Ini pengoperasian awal, mengurai antrean dari yang tadi malam kereta jarak jauh. DDT ini kan buat kenyamanan kita jangka panjang," kata Anne.
Dia belum bisa memastikan kapan perjalanan di jalur Bekasi-Jakarta Kota akan kembali normal. Kendati demikian, Pantauan Kompas.com, penumpukan penumpang di Stasiun Bekasi mulai berangsur terurai.
Diberitakan sebelumnya, jalur DDT atau jalur dwiganda ruas Jatinegara-Cakung sepanjang 9 km mulai dioperasikan pada Jumat (12/4/2019) ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/12/09481501/imbas-pengoperasian-ddt-penumpang-krl-menumpuk-di-stasiun-bekasi