Salin Artikel

Serunya Permainan Engklek di Trotoar Jakarta...

KOMPAS.com – Komunitas Koalisi Pejalan Kaki membuat sebuah eksperimen dengan menggambar permainan engklek atau sunda manda di trotoar Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Pelaksanaan eksperimen ini dipantau menggunakan kamera dari ketinggian. Dari hasil pantauan itu, diketahui banyak pejalan kaki yang mencoba  menggunakannya, sebagaimana diunggah akun Instagram @koalisipejalankaki.

Saat dibhubungi Kompas.com Senin (13/5/2019) pagi, Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menyebutkan mengenai ide awal pembuatan eksperimen permainan lawas di trotoar ibu kota ini.

"Jadi begini, salah satu ide itu sebenarnya muncul ketika ada sebuah permainan, yang dulu sudah lama, sudah jarang sekali, dan itu memang erat dengan pejalan kaki sebenarnya. Kami coba kembalikan ingatan masyarakat," kata Alfredo.

"Mobilitas masyarakat di Jakarta itu sekarang ini masyarakat Jakarta sudah banyak sekali dengan hiruk-pikuk gadget-nya. Apakah masih ngeh dengan permainan seperti ini yang memang itu sudah dilakukan tanpa adanya beban," ujar Alfredo.

Eksperimen ini dilakukan Jumat (10/5/2019) kemarin dan direncanakan akan diadakan selama tiga jam, sejak pukul 15.00 hingga tiba waktu berbuka puasa.

"Kita eksperimennya maunya cuma tiga jam ya, mulai dari pukul 15.00 sampai berbuka puasa, tadinya. Dan kami sudah siapkan lap basah sebenernya untuk menghilangkan. Cuma begitu kami pulang, malamnya langsung hujan," kata Alfredo.

Karena hanya sebentar, ia mengaku banyak orang yang menanyakan keberadaan permainan lawas itu untuk juga mencobanya. Namun apa boleh buat, kotak permainan engklek itu hanya terbuat dari kapur dan sudah hilang terguyur hujan.

Proses pembuatan engklek atau sunda manda ini menggunakan kapur berwarna, sehingga sewaktu-waktu dapat dengan mudah dihilangkan atau dibuat kembali. Penggunaan kapur, juga menjadi cara komunitas ini menghindari aksi vandalisme.

"Kami enggak bisa pakai cat permanen karena itu nanti kategorinya vandalisme atau apa gitu ya. ‘Tolong diperbanyak di setiap trotoar’, ya saya bilang kami mendorong saja ke Pemprov-nya agar itu dilakukan, bisa dipermanenkan di setiap trotoar," kata Alfredo.

Hasil yang didapat, banyak pejalan kaki merasa bahagia dan senang memanfaatkan hiburan sederhana itu.

"Ternyata masyarakat perlu hiburan yang simpel, yang bikin mereka bahagia, yang bikin mereka ceria, dan ini bisa menimbulkan masyarakat untuk lebih berjalan kaki. Hal-hal seperti ini yang coba kita tumbuhkan," ujar Alfredo.

Permainan masa lalu di trotoar jalan ini terbukti menarik antusias para pejalan kaki. Banyak pula di antara mereka yang mengaku berhasil menghilangkan stres setelah seharian berkutat dengan pekerjaan di kantor.

"Yang mencoba itu ternyata ada juga yang komen di Instagram itu ‘stres saya langsung hilang begitu pakai’. Tapi karena itu pakai kapur, malamnya hujan, jadi hilang," ucapnya.

Selain memiliki nilai nostalgia, engklek juga dipilih atas pertimbangan kemudahan penerapannya.

"Salah satu permainan yang tidak perlu susah dan itu bisa langsung bikin pejalan kaki bahagia dan ceria, dan juga menghilangkan stres," kata Alfredo.

Setelah sukses dilaksanakan, Alfredo mengaku akan kembali membuat eksperimen yang sama di JPO Gelora Bung Karno, Jumat depan. Entah masih mengusung engklek sebagai medianya, atau permainan daerah lain yang cocok dengan kegiatan pejalan kaki.

"Itu nanti di kawasan bawah JPO dekat Gelora Bung Karno, kan volume (pejalan kaki)-nya tinggi. Masih tetap sunda manda kalau kami tidak nemu permainan yang lama yang memang simpel," ucap Alfredo.

Untuk itu, Koalisi Pejalan Kaki menyampaikan usulnya kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk dapat membuat program serupa yang sifatnya lebih permanen.

"Saya berharap, teman-teman dari Dinas Pariwisata bisa men-develop ini di DKI Jakata, karena kalau komunitas kan nanti wewenangnya apa, tapi lebih bagus Dinas Pariwisata mempermanenkan ini atau Pemprov DKI Jakarta, atau Pak Anies Baswedan," kata Alfredo.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/13/11583301/serunya-permainan-engklek-di-trotoar-jakarta

Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke