Salin Artikel

Cerita Anak Punk yang Berusaha Menemukan Jalan Hidup Lebih Baik

Kehidupan mereka yang cenderung bebas dan dianggap “liar” seolah-olah melekat dan menjadi identitas mereka.

Namun, apa jadinya jika mereka ternyata juga merindukan untuk kembali ke jalan yang benar?

Hal inilah yang terjadi pada sejumlah anak jalanan, anak tidak mampu, dan komunitas punk di Depok.

Saat ditemui Kompas.com, mereka tengah mengaji di Mushala Al Barkah, Kembang Lio, Depok dibimbing relawan Senter Terminal (Senter).

Mereka tampak melantunkan ayat demi ayat Al Quran dengan fasih dan merdu.

Permukiman yang kumuh dan berdebu itu tak mengurangi semangat mereka untuk memahami keyakinan yang dianutnya.

Keseharian anak-anak punk yang lekat dengan narkoba, tindak kriminal, dan kehidupan bebas di jalanan membuat hati mereka kosong dengan keimanan.

Untuk itulah, Wawan dan Komunitas Senter yang ia dirikan berperan dalam membantu anak-anak jalanan beserta anak punk yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Wawan mengaku memerlukan strategi tersendiri agar anak-anak punk itu mau datang berkumpul dan akhirnya belajar agama.

Ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa merangkul mereka yang tersisih dari masyarakat.

Sama seperti manusia pada umumnya, anak-anak punk itu juga haus akan ilmu agama dan ingin mengubah dirinya agar lebih baik.

Tak heran, Wawan menjadikan mereka sebagai ladang dakwah yang perlu dibimbing secara perlahan.

“Pertama saya pakai metode sebar beras. Jadi saya carter gerobak bakso dan saya panggil anak-anak itu. Terus mereka ngumpul di kelas dan saya dipanggil ustaz. Nah mulailah mereka dikenalkan dengan agama perlahan-lahan,” ucap Wawan sambil tersenyum.

Kesehariannya hidup di jalan membuat anak-anak tersebut sulit mengalami perubahan ke jalan yang benar. Mereka kerap tak acuh pada Wawan yang mengajari mereka mengaji.

“Yah namanya anak jalanan. Pas di kelas ada yang tiduran ada yang sambil ngelakuin apa saja, tetapi saya bilang ke ustaznya ini jihad kita dan Alhamdulillah dimengerti,” cerita Wawan.

Lambat laun, anak-anak jalanan itu menjadi terbiasa berkumpul dan belajar agama. Hingga akhirnya, mereka punya kesadaran sendiri untuk datang mengaji.

Komunitas Senter berdiri pada 2010 hingga akhirnya aktivitas positif ini terus menerus dilakukan.

Namun, ada tahun 2014-2015 terjadi suatu kendala hingga akhirnya kegiatan ini sempat berhenti dan anak-anak jalanan itu harus kembali hidup di jalan.

Seiring berjalannya waktu, anak-anak punk ini rindu untuk belajar agama lagi dan meminta Wawan untuk mengajarkannya kembali mengaji.

"Mereka meminta saya untuk kembali mengaktifkan pengajian dan dengan bismillah kami jalan lagi sampai sekarang,” ucap dia.

Aktivitas mengaji Komunitas Senter ini mulanya digelar pada Kamis malam di Masjid Sekolah Terminal (Master) Depok. Namun kini, pengajian digelar pada Jumat malam.

“Jadi mereka sama-sama membaca Al Quran dengan dibimbing oleh relawan kami. Alhamdulillah ada beberapa relawan yang dengan sukarela mau berbagi ilmu dengan teman-teman disini,” ucap dia.

Buat ibu bangga

Wawan berharap, pengajian ini dapat mengubah pandangan masyarakat tentang anak punk yang menyeramkan dan cenderung kriminal.

“Ini yang kami ingin ubah mengenai stigma negatif anak punk. Kalau kita sudah bergaul dengan mereka kita bisa mendapatkan nilai positifnya di mana solidaritas mereka sangat kental dan bisa bertahan hidup dengan kondisi apa pun itu," kata dia.

Edo, salah satu anak punk yang ikut mengaji, mengakui bahwa hidupnya kini lebih tenang dan nyaman setelah mengenal Al Quran.

"Pertama kali baca Al Quran lagi ada rasa sedih. Saya menyesal kenapa dulu saya tinggalkan Al Quran,” kata dia sambil berkaca-kaca.

Anak punk asal Padang yang datang ke Depok 10 tahun lalu ini mengaku pernah menghafal empat juz dalam Al Quran.

Bahkan, dulu dia sering mengajarkan keluarganya untuk membaca Al Quran.

Edo berharap, dengan ia hijrah, dapat membawa keberkahan dan ketenangan baginya dan keluarga kecilnya.

"Saya ingin ibu bangga memiliki anak seperti saya, tidak banyak yang dapat dibanggakan dari saya. Saya tobat semoga ibu saya senang di sana," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/17/05300071/cerita-anak-punk-yang-berusaha-menemukan-jalan-hidup-lebih-baik

Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke