"Sekitar Rp 8 miliar adalah hilangnya potensi pendapatan akibat turunnya jumlah pelanggan," kata Agung saat konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2010).
Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menjelaskan, setiap harinya ada sekitar 800 ribu orang penumpang. Namun, di hari pertama aksi pada 21 Mei, jumlahnya menurun menjadi 720 ribu orang.
Angkanya kembali merosot pada 22 Mei menjadi hanya 524.554 penumpang. Keesokan harinya penumpang mencapai 618.062 orang dan naik lagi menjadi 681.554 orang pada 24 Mei.
"Total kita kehilangan pelanggan sama dengan jumlah pelanggan satu hari. Jadi 670.000 penumpang turun," kata Joseph.
Joseph menyebut penumpang kembali pulih pada Senin (27/5/2019). Selain rugi di pendapatan, PT Transjakarta juga menanggung kerugian Rp 3,2 juta atas kerusakan halte.
Kaca halte pecah akibat dirusak massa di Bidara Cina dan Slipi Kemanggisan.
Akibat aksi unjuk rasa di depan Bawaslu, KPU, Mahkamah Konstitusi, dan MPR/DPR sejak 21 Mei 2019, rute transjakarta dialihkan dan tidak beroperasi.
Lalu lintas lumpuh serta sejumlah kerusuhan terjadi di kawasan Tanah Abang, Slipi, hingga Petamburan. Akibat aksi unjuk rasa dan kerusuhan, sejumlah fasilitas publik rusak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/29/09535271/dampak-kerusuhan-22-mei-transjakarta-rugi-rp-8-miliar