Kepala Asrama Polri Petamburan yang juga Ketua Aliansi Korban Tragedi Petamburan Aang Mahad mengatakan, saat peristiwa tersebut berlangsung pada 22 Mei 2019 dini hari, mayoritas anggota polisi yang bertempat tinggal di asrama polisi sedang tak ada di rumah.
"Namanya asrama Polri, malam-malam, bapak-bapak polisi itu tidak ada di rumah. Ada yang di Bawaslu, ada yang di KPU, ada yang di MK, bahkan ada penugasan ke luar Jawa," kata Aang saat membuat laporan di Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).
Menurut dia, banyak ibu maupun anak-anak yang pada saat kerusuhan itu terjadi berada di rumah menjadi trauma.
Para korban mengalami kerugian baik secara psikis maupun materil karena kendaraannya dibakar oleh massa.
"Materil warga kami ada 16 mobil dibakar dan puluhan mobil rusak berat. Kami beli mobil itu hasil dari sisa lapar, bukan hasil kenyang. Ketika sekarang menjelang libur, yang anak-anak senang dengan mudik walau, tidak bisa (mudik)," ujar dia.
Selain mengadukan kendaraan yang dibakar massa, mereka membuat laporan atas dirusaknya beberapa ruko dan warung di Jalan Sabang Jakarta Pusat.
"Sampai ada yang rukonya itu rusak. Nah, berikutnya kami juga membawa para anggota yang hadir," ucap Aang.
Para korban ini berharap agar ada pengusutan dan penindakan oleh Komnas HAM terkait laporannya.
Kerusuhan terjadi di beberapa titik di Jakarta setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2019.
Pada 21-22 Mei 2019, aksi massa yang menuntut protes terhadap hasil Pilpres 2019 berbuntut kericuhan terjadi di daerah Slipi, Petamburan, dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/31/14305751/pemilik-kendaraan-yang-dibakar-saat-kerusuhan-22-mei-mengadu-ke-komnas