Assistant Vice President Marketing PT Agung Podomoro Land Zaldy Wihardja mengatakan, lahan itu dulunya merupakan pusat penyedia jasa perbengkelan.
"Itu waktu kita ngembangin itu dulu di atas itu pertamanya mal tempat bengkel kayak di proyek Senen, ya kotor begitulah," kata Zaldy kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2019).
Zaldy menyampaikan, pihaknya kemudian terinsipirasi menyulap tempat tersebut. Alasannya, tempat perbengkelan itu membuat suasana di atas pusat perbelanjaan Thamrin City tampak kotor.
"Kita berpikir di situ kan ada apartemen di depannya, wah kayanya enggak cocok, nanti kesannya juga mal itu jadi berantakan gitu loh," kata Zaldy.
Pihak pengembang kemudian mengubah tempat itu menjadi deretan rumah-rumah mewah. Menurut Zaldy, ada teknik-teknik khusus yang digunakan kala membangu rumah-rumah itu.
Sebab, rumah itu berdiri di atas struktur bangunan yang sudah ada, bukan di atas tanah sebagaimana rumah pada umumnya.
"Yang membuat runah itu costly itu struktur rumah itu harus nyambung dengan struktur di bawahnya, itu yang susah," ujar Zaldy.
Ia menyebut, rumah-rumah itu awalnya dihargai Rp 1,5 miliar per unitnya pada 2006. Saat ini, harga rumah di sana disebut sudah melambung dua kali lipat.
"Sekarang sih sudah sekitar Rp 3-4 miliar, cuma saya belum cek terakhir nih, kemarin sih Rp 3 miliar-an lah. Artinya sudah 100 persen (kenaikannya)," kata Zaldy lagi.
Deretan rumah mewah bernama Cosmo Park yang terletak di atas pusat perbelanjaan Thamrin City menjadi bahan perbincangan warganet sejak Selasa (25/6/2019) setelah fotonya tersebar di media sosial Twitter.
Foto tersebut diunggah oleh akun @shahrirbahar1 dengan keterangan "Good morning Jakarta. Macam mana lah diorang terfikir nak develop taman perumahan atas bangunan?".
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/26/18413401/lahan-perumahan-mewah-di-atas-thamrin-city-dulunya-untuk-bengkel