Salin Artikel

Komisi II DPRD Tangsel Setiap Tahun Terima Laporan Pungli di Sekolah

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPRD Tangerang Selatan Sri Lintang Rosi Aryani mengatakan bahwa kasus dugaan pungutan liar (pungli) sering terjadi di beberapa sekolah di Tangerang Selatan.

Dia mengatakan, laporan terkait pungli selalu ada setiap tahun. Hal ini ditanyakan pada saat rapat bersama Kepala Dinas Pendidikan Tangsel.

Menurut Lintang, laporan yang sering terjadi adalah terkait pembelian buku lembar kerja (LK).

"Ketika ada rapat, sebagai komisi dua kita menanyakan, nanti kepala dinas menjawab. Kita bilang pastikan kalau di regulasi tidak ada pungutan terkait misalnya buku LK, ya kita sosialisasikan kepada masyarakat buku LK gratis. Ada yang memang perlu bayar, seperti seragam," katanya saat dihubungi wartawan pada Senin (1/7/2019).

Terkait masalah buku, kata Lintang, harusnya hal itu menjadi kewajiban pemerintah.

"Kalau misalnya uang buku, buku itu memang nantinya termasuk program pemerintah, buku gratis, ya harusnya gratis," tambahnya.

Dia juga menanggapi kasus Rumini, mantan guru honorer SD Negeri Pondok Pucung 02 Tangsel yang mengaku dipecat karena vokal terhadap dugaan pungli di sekolah tersebut.

Sebelumnya, Rumini mengungkapkan adanya uang praktik komputer yang dibebankan kepada siswa sebesar Rp 20.000 per bulan dan iuran instalasi infokus Rp 2 juta per kelas.

Dia juga mengatakan bahwa murid harus membeli buku paketnya sendiri dan ada pungutan uang kegiatan kesenian seperti Hari Kartini sebesar Rp 130.000 per siswa per tahun.

Menurut Lintang, Rumini bisa saja menjadi korban karena telah membongkar kasus pungli tersebut.

"Ini mungkin dia mencoba membongkar rekan kerjanya sendiri. Mencoba membongkar tapi di-cut, gitu," kata Lintang.

Lintang menambahkan, dia juga mendesak Wali Kota Tangerang Selatan untuk mencopot kepala dinas jika akhirnya pungli di sekolah tersebut terbukti.

"Kita menyarankan ke wali kota untuk dia mundur. Kita juga mendorong dan mendesak segera ganti atau apapun tindakannya jika terbukti kepala dinasnya dalam me-manage kurang maksimal," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pada Senin (1/7/2019), Dinas Pendidikan Tangerang Selatan melakukan investigasi yang kedua terhadap SD Negeri Pondok Pucung 02.

Investigasi dilakukan di dalam ruang guru, dan hanya berlangsung sekitar 1 jam.

Usai pertemuan, Kepala Seksi PTK Dikdas Tangerang Selatan, Hasim mengatakan bahwa dia dan timnya tidak menemukan bukti-bukti adanya pungutan liar (pungli) di sekolah tersebut.

"Ya, kita ada bahas pungli, tapi enggak ada itu, salah," katanya singkat kepada wartawan.

Dia juga mengatakan bahwa Rumini dipecat lantaran tidak berlaku profesional sebagaimana yang dilaporkan pengawas sekolah pada 2018 lalu pada investigasi pertama.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/01/17330111/komisi-ii-dprd-tangsel-setiap-tahun-terima-laporan-pungli-di-sekolah

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke